Selasa 02 Apr 2013 15:02 WIB

Hatta Harap PT Telkom Dapat Miliaran Dolar di Myanmar

Rep: Nur Aini/ Red: Mansyur Faqih
Menko Perekonomian Hatta Rajasa
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Menko Perekonomian Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, NAY PYI TAW -- Sejumlah BUMN Indonesia akan menanamkan investasi ke Myanmar. Nilai investasi tersebut bisa mencapai miliaran dolar AS. Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan Indonesia akan berinvestasi di Myanmar dalam bidang mineral, energi, komunikasi, dan pertanian. Dari satu bidang telekomunikasi melalui PT Telkom, diprediksi nilai investasi Indonesia akan menyentuh miliaran dolar AS. 

"Kalau Telkom menang tender, bisa miliaran dolar karena ini greenfield jadi membangun dari hulu hingga hilirnya," ujarnya di Nay Pyi Taw, Myanmar, Selasa (2/4).

Hatta bersama sejumlah delegasi BUMN Indonesia bertemu dengan Presiden Myanmar, Thein Sein di Istana Kepresidenan Myanmar, Selasa. Menurut Hatta, Presiden Myanmar membuka kesempatan bagi Indonesia untuk berinvestasi di semua bidang. "Presiden sudah membuka pintu yang lebar untuk Indonesia masuk walau pun ada aturan yang harus dipenuhi," ungkapnya. 

Sejumlah BUMN dinilai telah siap berinvestasi ke Myanmar. Hatta menyatakan PT Telkom siap berinvestasi di bidang telekomunikasi Myanmar. Di bidang energi dan mineral, PT Timah dan PLN akan segera bekerja sama dengan pemerintah Myanmar. "Kita juga siap bangun power  plant (pembangkit listrik) di sini, di mana suplai batu bara dari Indonesia juga siap," ungkapnya.

Investasi di Myanmar dinilai memiliki potensi besar. Hatta mengatakan investasi tersebut didukung proses transformasi dan demokratisasi. "Di sini jangan sampai kita tidak mengambil peran, kita punya pengalaman, modal, dan kemampuan," ujarnya.

Terkait keamanan investasi, Presiden Thain Sein mengatakan kepada Hatta kerusuhan sudah dapat ditangani. "Tadi disinggung presiden (myanmar) keamanan sudah di-handle," terang Hatta. 

Sebelumnya, kerusuhan antar etnis dan agama yang melibatkan Rakhine dan Rohingya serta umat Muslim dan Budha pecah di sejumlah wilayah di Myanmar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement