Jumat 29 Mar 2013 05:12 WIB

Produksi Windu Digenjot untuk Ekspor

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dewi Mardiani
SEORANG warga membersihkan udang windu usai panen di sekitar tambak udang desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/Dhedez Anggara
SEORANG warga membersihkan udang windu usai panen di sekitar tambak udang desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA -- Indonesia, pada era 80-an pernah menjadi pemasok udang windu (Penaeus monodon) untuk pasar ekspor yang cukup besar. Namun, serangan penyakit White spot (WSSV) dan Vibriosis pada komoditas asli Indonesia ini membuat petani tambak banyak yang kolaps.

Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Slamet Soebjakto, tahun ini pemerintah akan mengembalikan kejayaan udang windu. Salah satunya, dengan menggenjot produksi udang windu termasuk untuk pasar ekspor.

‘’Kami targetkan, produksi udang untuk 2013 sekitar 600 ribu ton,’’ ujar Slamet di sela-sela acara Panen Udang Windu di Balai Besar Pengembangan Air Payau Jepara, Kamis. (28/3). Menurut Slamet, 600 ribu ton target produksi tersebut terdiri dari vaname 60 persen, 30 persen windu dan 10 persen udang yang lain misalnya, udang galah.

Khusus windu, Indonesia punya pasar yang spesifik, yakni diekspor ke Jepang, Prancis, dan Negara Eropa yang lain. ‘’Kami akan menggenjot terus ekspor udang terutama windu. Dari sekitar 600 ribu ton tersebut kalau bisa yang diekspornya sekitar 50 persen,’’ katanya.

Dikatakan Slamet, dalam sepuluh tahun terakhir, produksi nasional udang perlahan tapi pasti mengalami kenaikan. Hal ini selaras dengan program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memasang target menjadikan Indonesia produsen utama udang di dunia dan kembali menduduki posisi teratas sebagai produsen udang. Target produksi udang nasional di 2014 adalah peningkatan produksi sebesar 74,75 persen dari 2010, yakni menjadi 699 ribu ton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement