Sabtu 23 Mar 2013 16:50 WIB

Pedagang Menjerit Harga Bawang Masih Tinggi

Rep: Nurhamidah/ Red: Karta Raharja Ucu
 Bawang putih impor di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (10/12). (Republika/Prayogi)
Bawang putih impor di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (10/12). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Bertahannya harga bawang di level tinggi, membuat para pedagang menjerit. Karna (45) mengatakan sudah empat hari mematok harga bawang pada Rp 50 ribu.

Karna mengakui membeli dari bandarnya sebesar Rp 43 ribu sehingga terpaksa harus menjual lagi lebih dari itu. “Biasanya bisa jual sekuintal, tapi sekarang ngabisin 25 kilo saja susah,” kata Karna saat ditemui ROL di Pasar Anyar, Jalan Ahmad Yani, Kota Tangerang, Sabtu (23/3).

Ia biasanya menjual bawang merah sebanyak dua kuintal sekarang terpaksa memangkas menjadi 75 kilogram per harinya. Sementara untuk bawang putih yang biasanya menyediakan sebanyak dua karung sekarang menjadi satu karung saja.

Menurut Karna harga bawang merah yang mencapai Rp 50 ribu masih tidak wajar. Karena harusnya paling tinggi saja berkisar Rp 30 ribu.

Pengen murah lagi lah, jual jadi susah. Yang beli kebanyakan seperempat kilo jarang yang satu kilo,” aku Karna.

Jumlah pembeli yang biasanya di atas lima puluhan bahkan ratusan sekarang hanya ada 25 sampai 27 pembeli saja. “Sekarang kebanyakan sudah gak pake bawang selama masih mahal,” ujarnya mengeluh.

Ringgit (55) salah seorang pelanggan Karna mengungkapkan sejak harga bawang merah tinggi mengurangi jumlah daya belinya. “Biasanya beli 4-5 kilo per hari, sekarang jadi satu kilo saja,” ujarnya.

Ia mengeluhkan biasanya dengan Rp 50 ribu ia bisa membeli dua kilo bawang. Namun sekarang hanya bisa mendapatkan satu kilo. “Semoga harganya kembali normal, biar sama-sama enak antara pembeli dan penjual,” kata Ringgit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement