REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Ketidakpastian keputusan pengelolaan Blok Mahakam, Kalimantan Timur, bakal membawa dampak buruk bagi investasi perusahaan asal Prancis Total E&P Indonesie. Pasalnya, lambannya keputusan siapa operator baru Mahakam di 2017 membuat investasi perusahaan menjadi tak menentu.
Meski sudah membuat rencana pengembangan Total tetap dibayangi ketakutan akan pemutusan investasi di tengah jalan. Karenanya insentif, kemungkinan akan diberikan untuk menunjang investasi perusahaan tersebut.
Menurut Deputi Pengendalian Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Aussie Gautama pihaknya berkepentingan agar produksi gas Total tak turun. Produksi Total mendominasi produksi gas nasional yang terkait penerimaan negara.
"Kemungkinan pemberian insentif ini kami ajukan setidaknya sampai ada keputusan resmi tentang operator Blok Mahakam," tegasnya pada wartawan di sela-sela Kunjungan Kerja SKK Migas, Jumat (22/3). Namun jenis insentif masih diberikan dan akan dibahas lebih lanjut di internal SKK Migas dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Langkah ini juga diambil untuk menjaga iklim investasi migas di Tanah Air. Investor pasti tak ingin rugi besar, setelah berinvestasi di Indonesia.
"Kalau total berinvestasi di 2013 hanya pada batas tertentu dan ternyata rugi, (insentif) membuat Total tetap akan komitmen untuk berproduksi," jelasnya. Bila skema ini tak dilakukan, bakal ada preseden buruk terkait investasi yang telah dilakukan di Indonesia.
Vice President Coordination Total Yoseph Gunawan mengaku stagnannya perpanjangan kontrak mengancam bisnis perusahaan tersebut. Meski berkomitmen untuk terus berinvestasi dan mengembangkan lapangan di Mahakam hingga kontrak 2017, Total tetap ingin bisnis yang menguntungkan.
Apalagi Total tengah melakukan penambahan modal pada sejumlah proyek pengembangan di Lapangan Tunu dan Peciko, Mahakam. "Kita tetap harus evaluasi nilai ekonomi proyek tersebut dan membuat keputusan secara korporasi dengan atau tanpa adanya perpanjangan," jelasnya.
Per Maret 2013, produksi minyak Total mencapai 100 persen dari target program pengembangan dan anggaran (WP&B), sebesar 68 ribu barel per hari (bph). Sementara produksi gas mencapai 112 persen dari target 1.577 juta kaki kubik (mmscfd), sebesar 1.780 mmscfd.
Padahal 2012, rata-rata produksi hanya mencapai 93 persen target WP&B 70.800 bph, sebesar 65.900 bph. Sedangkan rata-rata produksi gas hanya 88 persen target WP&B 2.020 mmscfd, sebesar 1.773 mmscfd.
Di tahun ini, Total menganggarkan dana 2,5 miliar dolar AS untuk investasi di Mahakam. Eksplorasi dan pengembangan 1,19 miliar dolar AS, produksi 1,18 miliar dolar AS, dan 130 juta untuk general dan administrasi.
Dibanding 2012, pengeluaran Total meningkat sedikit. Tahun lalu, perusahaan ini menginvestasikan uangnya sebesar 2,2 miliar dolar AS, dengan komposisi eksplorasi 980 juta dolar AS, produksi 1,1 miliar dolar AS, dan 120 juta general serta administrasi.