Kamis 21 Mar 2013 12:56 WIB

BSM Perluas Layanan Gadai Emas di Kantor Pos

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Kantor Pos (ilustrasi)
Foto: www.skyscrapercity.com
Kantor Pos (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Pos Indonesia meresmikan beroperasinya Kantor Cabang Pembantu (KCP) BSM di jaringan PT Pos Indonesia. KCB tersebut hanya melayani transaksi gadai emas.

Peresmian tersebut menyusul penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) Sinergi Layanan Gadai Emas (iB) BSM dengan PT Pos Indonesia di Bangli, Bali, pada Oktober 2011 lalu. BSM dan PT Pos Indonesia sepakat bekerja sama membuka layanan gadai di outlet-outlet kantor pos.

Pada November 2011, uji coba pilot project BSM dimulai di Kantor Pos Rawamangun. Karena dinilai berhasil, BSM melanjutkan layanan di outlet lainnya. Hingga Maret 2013, BSM telah mengoperasikan 16 outlet KCP BSM di Langsa, Banda Aceh, Padang, Malang, Banjarmasin, Banyuwngi, Bogor, Bekasi, Jakarta Pusat, Cibinong, Jakarta Timur, Ciputat, Jakarta Utara, Pondok Gede, Serang, dan Bandung.

Pilot project BSM di jaringan PT Pos Indonesia menghasilkan bisnis yang baik bagi kedua belah pihak. Omset gadai emas KCP BCB di Kantor Pos per 15 Maret 2013 mencapai Rp 10 miliar.

Direktur Utama BSM, Yuslam Fauzi mengatakan sinergi dengan PT Pos Indonesia bertujuan mengoptimalkan potensi bisnis kedua pihak.  Dengan menggandeng PT Pos Indonesia, BSM memperluas layanan gadai syariah kepada masyarakat. PT Pos Indonesia memiliki 3.729 unit kantor //online// dan 24.674 unit //point of sales//. "Hal itu berpotensi mempercepat pengembangan bisnis gadai emas BSM," ujarnya di kantor PT Pos Indonesia, Bogor, Jawa Barat, Kamis (21/3).

BSM mulai mengembangkan bisnis gadai pada 2009. Saat itu omset gadai emas BSM hanya Rp 60 hingga Rp 70 miliar per tahun. Namun pada 2012 gadai emas telah mencapai Rp 3,83 triliun.

Rencananya BSM akan membuka 34 layanan gadai emas di PT Pos Indonesia tahun ini. Tiga diantaranya sudah siap buka di Manado, Cianjur dan Tegal. Dengan begitu di akhir 2013, ditargetkan BSM memiliki 50 layanan gadai emas di PT Pos Indonesia.

"Di 2014 akan kami buka 50 layanan dan 2015 buka lagi 100 layanan gadai emas di kantor pos," ucap Yuslam. Namun hingga kini BSM belum menentukan target omset gadai emas di PT Pos Indonesia. Sementara untuk gadai emas secara keseluruhan, BSM menargetkan Rp 6 triliun di tahun ini.

Melihat besarnya potensi gadai di Indonesia, kata Yuslam, sudah seharusnya rencana tersebut dieskalasi bahkan menjadi ribuan layanan gadai. Saat ini bisnis gadai di Indonesia baru menyerap sekitar Rp 100 triliun. Padahal potensi omset gadai di Indonesia pada 2015 mencapai Rp 306 triliun.

Yuslam menuturkan, bisnis gadai emas yang ditawarkan BSM bukan untuk tujuan spekulasi. "Kami tidak mau menerima gadai jika ada indikasi spekulasi," katanya.

Kerja sama BSM dengan PT Pos Indonesia sangat cocok. Pasalnya PT Pos Indonesia mempunyai outlet yang sangat banyak sehingga mampu berdampak pada benefit BSM. Hal ini sejalan dengan semangat Bank Indonesia (BI) yang ingin mengembangkan branchless banking

Direktur Utama PT Pos Indonesia, I Ketut Mardjana, mengatakan kerja sama ini merupakan bukti realisasi reposisi Pos Indonesia dari postal company menjadi network company. "Utilisasi aset dan jaringan yang dimiliki Indonesiia terus dikembangkan menjadi mesin uang untuk memperkuat bisnis yang ada," ujarnya.

PT Pos Indonesia terus bertransformasi dan mengembangkan bisnisnya, termasuk dalam pengembangan jasa keuangan yang sejalan dengan pengembangan bisnis BSM. Kerjasama ini dilakukan untuk mengakuisisi peluang Bisnis Perkembangan Industri Bisnis Gadai yang sangat cepat dengan ukuran pasar besar tetapi pemain bisnisnya masih sedikit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement