REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan farmasi dan kimia, PT Merck Tbk mencatat penurunan laba 53, 16 persen selama 2012. Penurunan laba tersebut disebabkan penjualan aset properti pada 2011. Laba 2012 Merck mencapai Rp 108 miliar, turun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 231,16 miliar.
Direktur Keuangan Merck, Bambang Nurcahyo mengatakan penurunan laba bukan dari pendapatan operasional. "Penurunan performance utamanya diakibatkan pada 2011 kita jual aset properti di Bumi Serpong Damai dan Kemang yang dihitung depresiasinya mencapai Rp 70 miliar," ujarnya di Jakarta, Rabu (20/3).
Penjualan aset tersebut diputuskan karena nilai aset kurang optimal. "Kami tidak lagi ekstensi pabrik di BSD, jadi kami tidak punya aset lain selain sekarang tempat kami berada," ujarnya. Merck belum berencana membeli aset properti kembali setelah penjualan tersebut.
Merck mencatat pendapatan pada 2012 sebesar Rp 930 miliar. Pendapatan tersebut tumbuh 11 persen dari Rp 919 miliar pada 2011. Pendapatan tersebut didapat dari divisi produksi, pemasaran, dan distribusi obat dengan resep dokter atau divisi Merck Serono sebesar 43 persen. Total penjualan divisi ini sebesar Rp 405 miliar, turun dari 2011 sebesar Rp 419 miliar.
Divisi bahan kimia berkontribusi sebesar 39 persen dari total pendapatan. Divisi ini mencatat penjualan sebesar Rp 359 miliar, naik 12 persen dari 2011 sebesar Rp 320 miliar. Sementara itu, divisi kesehatan konsumen berkontribusi 18 persen pada total pendapatan. Pemasukan divisi ini mencapai Rp 166 miliar, turun dari 2011 sebesar Rp 180 miliar.