REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Banyak Muslim di India enggan berpartisipasi dalam lembaga keuangan. Mereka keberatan terhadap riba (bunga) yang timbul dari lembaga keuangan. Selain itu, ada ketidakpercayaan dan ketakutan eksploitasi yang menyebabkan kerugian ekonomi.
Hingga kini, lembaga keuangan syariah belum mendapat izin dari Bank Sentral India, Reserve Bank of India (RBI). Padahal dengan kehadiran lembaga keuangan syariah, Muslim di India mendapat alternatif dalam menyimpan uang mereka.
"Pengenalan perbankan syariah akan membebaskan Muslim dari cengkeraman licik rentenir yang menuntut mereka akan tingginya tingkat bunga pinjaman," ujar dosen ekonomi di Moradabad Goverment College/, Ghulam Rasool Idris, seperti dikutip dari Khabar South Asia, Selasa (19/3). Dia menyebut jika Pemerintah India mengatur regulasi perbankan syariah, hal itu akan baik bagi masyarakat Muslim karena mereka tidak perlu takut terhadap dosa akibat bunga.
Di India ada sekitar 177 juta penduduk Muslim. Jumlah tersebut merupakan minoritas terbesar dan paling berpengaruh di India. "Jika 100 juta Muslim merasa didiskriminasi saatnya pemerintah menguatkan jaminan konstitusi agar mereka dapat mempraktekkan perbankan yang tidak melanggar agamanya," ucap Menteri Urusan Minoritas, K Rachman Khan.
Menteri Keuangan Negara, Namo Narain Meena mengatakan hampir 27,7 miliar dolar AS potensi hilang setiap tahun karena tidak adanya alternatif perbankan syariah. "Pemerintah dapat memperkenalkan perbankan syariah secara bertahap," ujar Meena.
Pemerintah, kata Meena, akan memulai tahap pertama dengan memperkenalkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Pasalnya potensi sektor pembiayaan mikro India sangat besar, yaitu 91,8 miliar dolar AS per tahun.
Laporan terbaru Credit Rating dan Information Services India Limited (CRISIL) menyatakan perbankan syariah tidak hanya berlaku di kalangan Muslim India, tetapi juga akan menarik bagi nasabah dari agama lain. "Investasi modal yang tidak terorganisir dapat didorong melalui sistem keuangan perbankan syariah," kata laporan itu.
Sebelumnya, RBI telah menentang pengenalan perbankan syariah karena undang-undang di India saat ini tidak menyediakan struktur peraturan tersebut. Gubernur RBI D Subbarao mengatakan alternatif lain dapat dipertimbangkan untuk membawa umat Islam ke dalam sistem perbankan. "Ada sejumlah mekanisme yang tersedia untuk channeling tabungan Muslim berbasis syariah di perbankan," ujarnya.