REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan mengembangkan usaha pembibitan anak sapi di Australia untuk mengatasi kekurangan daging sapi di Tanah Air. "Ini masih berupa pemikiran, tapi kita bisa tugasi 1-2 BUMN untuk mengembangkan bibit sapi di Australia untuk kemudian digemukkan di Indonesia," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan, usai menggelar Rapat Pimpinan Kementerian BUMN, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (19/3).
Menurut Dahlan, biaya pembibitan anak sapi di Australia berkisar Rp 2,5 juta per ekor, sedangkan mengimpor anak sapi dari negara itu berkisar Rp 4 juta per ekor. Namun untuk biaya penggemukan sapi di Indonesia jauh lebih murah di Indonesia yang mencapai sekitar Rp 2 juta, ketimbang di Australia yang bisa menelan biaya sekitar Rp 9 juta.
"Penggemukan sapi di Indonesia lebih baik, makanya kita siap mengembangkan bibit di Australia baru kemudian didatangkan ke Indonesia untuk digemukkan," tegas Dahlan.
Menurut mantan Direktur Utama PLN ini, penggemukan sapi-sapi tersebut bisa dilakukan oleh BUMN, petani, maupun peternak sapi. Pada praktiknya penggemukan sapai di Indonesia bisa meningkatkan bobot satu ekor sapi dari 250 kilogram menjadi sekitar 450 kilogram, dengan dana yang lebih murah dan waktu yang lebih cepat. "Untuk melahirkan anak sapi paling efisien di Australia, namun penggemukan lebih cepat di Indonesia," ujarnya.
Meski demikian Dahlan, belum merinci lebih lanjut rencana pembibitan anak sapi di Australia tersebut karena baru bersifat kajian yang akan disampaikan kepada pemerintah. "Program ini tentu harus berdasarkan keputusan pemerintah, sedangkan kesiapan BUMN yang akan menangani pembibitan dan penggemukan tidak masalah," katanya.
Sebelumnya, Dahlan pernah menyebut dua BUMN yang disiapkan untuk merealisasikan program tersebut adalah PT Berdikari, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia. "Ya, bisa mereka, bisa juga dibentuk konsorsium mulai dari aspek teknis pembibitan dan penggemukan hingga aspek pembiayaannya," tegas Dahlan.