REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Realisasi kuota volume BBM bersubsidi 2013 diperkirakan mengalami pembengkakan hingga mencapai 50 juta kiloliter.
"Tahun lalu kelebihannya empat juta kiloliter, kalau sekarang dibudgetkan 46 juta kiloliter, mungkin nanti realisasinya akan mencapai sekitar 49 juta kiloliter atau bisa mendekati 50 juta kiloliter," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan di Jakarta, Jumat (15/3).
Pemerintah saat ini tengah mengkaji kenaikan harga BBM bersubsidi sebagai salah satu opsi mengatasi beban subsidi bahan bakar tersebut yang diperkirakan bakal mengancam postur APBN 2013.
Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan kenaikan harga BBM itu menjadi opsi terakhir jika alternatif solusi penyelamatan anggaran subsidi BBM lainnya tidak tercapai.
"Kenaikan harga BBM menjadi opsi terakhir, kalau opsi lainnya sudah dilakukan, tapi tidak berhasil, tidak berjalan signifikan, dan berat ekonomi nasionalnya," katanya.
Opsi lain yang dimaksudkan Jero adalah program penghematan dan rencana pembatasan BBM.
Sesuai APBN 2013, subsidi BBM ditetapkan Rp193,8 triliun dengan asumsi volume 46 juta kiloliter, harga minyak mentah Indonesia 100 dolar AS per barel, dan kurs Rp9.300 per dolar AS.
Namun, asumsi-asumsi tersebut diperkirakan meleset hingga akhir tahun 2013, sehingga beban subsidi bakal membengkak.