REPUBLIKA.CO.ID, MUSCAT -- Pemerintah Oman sedang memikirkan untuk mengeluarkan sekitar 200 juta riyal Oman obligasi konvensional dan sukuk sesuai kebutuhan pembiayaan anggaran. Namun pemerintah belum menentukan pasti kapan sukuk negara pertama Kesultanan Oman itu akan diterbitkan.
Presiden Eksekutif Bank Sentral Oman, Hamoud Sangour Al Zadjali, tidak menentukan waktu rincian mengenai penerbitan sukuk. Dia hanya mengatakan kemungkinan besar sukuk dikeluarkan pada akhir 2013 atau awal tahun depan.
Pihaknya masih membicarakan dengan pemerintah kapan akan menerbitkan sukuk. Pasalnya sukuk merupakan salah satu instrumen penting untuk menginvestasikan kelebihan likuiditas. "Ini akan memakan waktu," ujarnya seperti dikutip dari Zawya, Jumat (15/3).
Menurutnya, pemerintah perlu waktu mengatur struktur sukuk agar sejalan dengan hukum syariah Islam. Akan ada komite yang dibentuk untuk mempelajari masalah tersebut dan melihat bagaimana sukuk akan diterbitkan. Ada beberapa faktor fundamental yang perlu dimasukkan ke dalamnya. "Kematangan aset harus diperhatikan karena kami baru di pasar ini," ucap Al Zadjali.
Tilal Development Company (TDC) sebelumnya mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengalirkan 50 juta riyal Oman. Layanan Keuangan dan Investasi Al Madina yang akan masalah sukuk untuk TDC. Dana inilah yang akan digunakan untuk mendanai perluasan kompleks di Bausher.
Ahli perbankan mengatakan regulator harus mengembangkan pasar sukuk untuk membantu bank-bank syariah menginvestasikan dana dan utang pemerintah membiayai proyek infrastruktur. Di periode awal operasi, pertumbuhan deposito bank syariah akan jauh lebih tinggi daripada pertumbuhan di sisi aset dan Syariah-compliant. Bank akan kesulitan mengembangkan investasi deposito mereka, jika ada kekurangan instrumen utang syariah seperti sukuk dalam sistem keuangan.
"Pada tahun-tahun awal, pertumbuhan deposito akan fenomenal dan banyak uang akan datang ke bank syariah," ujar Direktur Penasehat Jasa Keuangan Syariah KPMG, Khalid Yousaf.
Dia mengatakan modal pasar instrumen utang seperti sukuk dan bank-bank syariah harus tumbuh berdampingan. Mengembangkan pasar sukuk juga penting bagi pemerintah untuk mengumpulkan uang demi mendanai proyek-proyek infrastruktur dengan cara Syariah-compliant.
Pemerintah Oman telah mendapat komitmen proyek infrastruktur lebih dari 35 miliar dolar AS. Angka ini 50 persen lebih tinggi dari produk domestik bruto negara (GDP). Sejauh ini, pemerintah mampu memenuhi komitmen tersebut melalui sumber daya sendiri, yakni berkat tingginya harga minyak.
Saat ini pemerintah dapat membantu mengalihkan likuiditas yang tersedia dari bank syariah ke dalam proyek-proyek infrastruktur. "Pemerintah Oman dapat memiliki posisi jauh lebih nyaman karena memiliki leverage yang wajar terhadap utang dengan cara Syariah-compliant," ucap Yousaf.