Senin 11 Mar 2013 08:50 WIB

Dewan Pertimbangan KADIN Pecah Suara Soal Munaslub

Ketua Umum Kamar Dagang Industri Indonesia (KADIN) Suryo Bambang Sulisto
Ketua Umum Kamar Dagang Industri Indonesia (KADIN) Suryo Bambang Sulisto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menolak usulan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub). Mereka tetap mendukung kepengurusan KADIN hingga akhir masa jabatannya.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Sofjan Wanandi melihat usulan Munaslub itu terlalu berlebihan, sebab menurutnya memang tidak perlu ada mekanisme seperti itu. "KADIN ini kan organisasi pengusaha, umumnya permasalahan diselesaikan dengan cara berunding, bukan Munaslub," ujar Sofjan Wanandi dalam siaran pers di Jakarta.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan KADIN lainnya, Tony Uloli juga menolak agenda Munaslub untuk melengserkan Suryo Bambang Sulisto dari kursi ketua umum.

Menurutnya, usulan Munaslub ini tidak mewakili mayoritas anggota KADIN, karena sebagian besar KADIN Daerah, Asosiasi, Dewan Penasihat dan Dewan Pengurus KADIN mendukung kepengurusan yang sekarang hingga akhir masa jabatannya di 2015.

Pernyataan senada dilontarkan Wakil Ketua KADIN lainnya, Agus Gumiwang Kartasasmita. Menurutnya, Munaslub adalah mekanisme partai politik. "Sebagaimana dikatakan Pak Fahmi Idris sebagai Ketua Dewan Penasihat KADIN. Selayaknya mekanisme yang seperti itu tidak dilakukan untuk organisasi pengusaha seperti KADIN. Kita ini kan pengusaha, caranya ya kompetisi sehat," ujar Agus Kartasasmita.

Penolakan Munaslub juga datang dari Wakil Ketua Dewan Pertimbangan KADIN yang juga anggota DPR Azis Syamsuddin. "Saya jelas tidak mendukung Munaslub. Kalau memang ada yang tidak pas, harus dibicarakan dulu, bukan seenaknya melakukan Munaslub. Kita ini organisasi pengusaha," tegas Azis.

Sebaliknya, Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Oesman Sapta Odang merupakan satu-satunya pihaknya yang mendukung digelarnya Munaslub. “Kami mempertimbangkan sesuai AD/ART, tidak ada yang menyimpang. Kami akan tetap lanjutkan Munaslub,” ujar Oesman Sapta.

Sebelumnya, asosiasi-asosiasi besar seperti REI, API, Apindo, Gapmmi dan sebagainya juga menyatakan menolak agenda Munaslub. Sebab, aksi kudeta semacam itu akan memberikan dampak negatif bagi keutuhan organisasi KADIN sebagai wadah dunia usaha.

Wakil Ketua Umum KADIN, Anindya N Bakrie menilai desakan Munaslub bukanlah ancaman. Isu tersebut dinilai sebagai dinamika organisasi.

"Jadi kami semua, bukan saja di wakil ketua umum, tapi teman-teman asosiasi dan KADIN di provinsi, sampai kabupaten dan kota, intinya mereka mengatakan yang paling penting adalah kesoliditasan dunia usaha. Apalagi pada kesempatan yang begitu baik, tantangan itu sudah banyak. Tapi kami tak menghadapi tantangan yang mengancam KADIN," kata Anindya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement