REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk daging sapi impor pun kini mengalami lonjakan harga. Mentri Pertanian (Mentan) Suswono mengatakan daging impor asal Australia mencapai harga Rp 32 ribu di tingkat feedloter.
"Di feedloter juga sudah mahal," ujar Suswono saat ditemui wartawan di kantor Kementan, Jumat (01/3).
Mentan pun membatah perihal harga daging di Indonesia yang dikatakan tertinggi di dunia. Harga daging tinggi menurutnya hanya terjadi di beberapa provinsi khususnya yaitu DKI Jakarta dan Jawa Barat, khususnya di Jabodetabek.
Kenaikan harga juga bergantung dari jenis daging, apakah tergolong daging premium, secondary cut, manufacturing cut, fancy ataupun tetelan. Selain itu, beberapa daerah diklaim juga mengalami penurunan harga.
Tahun ini daerah sentra produksi diprediksi mampu menyediakan sebesar 50 ribu ton daging untuk kebutuhan nasional. Kementan bahkan memprediksi kelebihan pasokan sebesar 137.683 ekor sapi atau setara dengan 30.156 ton. Untuk Jawa Barat khususnya, terjadi kelebihan pasokan sebesar 35.766 ekor sapi atau setara dengan 6.085 ton daging.
Penurunan alokasi impor sapi bakalan dan daging menimbulkan transisi peta perdagangan ternak sapi. Para pelaku usaha khususnya di Jabodetabek mulai beralih pada perdagangan dan daging lokal.
"Tapi hal ini belum disikapi dengan baik oleh pelaku usaha yang masih berorientasi pada perdagangan ternak sapi bakalan dan daging impor," kata Suswono.
Orientasi tersebut, menurut dia, dijadikan alasan untuk mengeluh sulitnya memperoleh sapi dan kerbau serta harga daging naik. Padahal stok sapi dan kerbau masih mencukupi.