REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat laba bersih setelah pajak (EAT) 2012 sebesar Rp 7,1 triliun. Jumlah tersebut meningkat 21 persen dibanding laba bersih pada tahun 2011 yang hanya sebesar Rp 5,81 triliun.
Pertumbuhan kredit telah mendongkrak pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM) BNI sebesar 17,1 persen, yaitu dari Rp 13,2 triliun pada 2011 menjadi Rp 15,5 triliun. Adapun pendapatan nonbunga BNI mencatat pertumbuhan 11,1 persen, yaitu dari Rp 7,6 triliun pada 2011 menjadi Rp 8,4 triliun pada tahun 2012.
Sumber utama pertumbuhan pendapatan nonbunga adalah provisi dan komisi. Dengan kedua penyangga tersebut, pendapatan operasional BNI mampu menembus pertumbuhan 14,9 persen menjadi Rp23,9 triliun.
"Pendapatan operasional kami sudah lebih tinggi dibandingkan peningkatan biaya operasional, yang tumbuh 14,4 persen ,” ujar Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo dalam keterangan tertulis, Kamis (28/2).
BNI mendapatkan tekanan dari sisi imbal hasil (yield) kredit yang dikucurkannya, karena turun tipis dari 11 persen pada 2011 menjadi 10,6 persen pada 2012. Namun, BNI mencatatkan penguatan dari semakin murahnya dana-dana yang terhimpun, terlihat dari menurunnya biaya dana dari 3,5 persen pada 2011 menjadi 2,7 persen pada 2012.
Berbagai pencapaian yang tercatat dari sumber-sumber pendapatan nonbunga antara lain adalah bisnis kartu kredit. Jumlah transaksi kartu kredit BNI pada 2012 mencapai 5,2 juta transaksi atau tumbuh 17,6 persen, jauh di atas rata-rata jumlah transaksi di industri yang tumbuh 5,7 persen.
Dilihat dari nilai penggunaannya, kartu kredit BNI juga mencatat pertumbuhan 33,9 persen, atau di atas kecenderungan industri yang tumbuh 10,4 persen. Begitu juga dengan bisnis kartu debit BNI yang mencatat pertumbuhan transaksi sebesar 48,7 persen atau melampaui rata-rata di industri yang tercatat sebesar 30,9 persen.
Sementara itu, total kredit yang disalurkan BNI sepanjang 2012 mencapai Rp 200,7 triliun. Jumlah tersebut tumbuh sebesar 22,8 persen diatas realisasi kredit 2011, yang mencapai Rp 163,5 triliun. Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) BNI mencatat kenaikan sebesar 11,4 persen menjadi Rp 257,7 triliun.