REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro menuturkan skema tender terbuka untuk pemanfaatan migas di Blok Mahakam bisa menguntungkan pemerintah. Dibanding dengan perpanjangan kontrak, tender terbuka akan meningkatkan penerimaan negara.
"Kalau signature bonus karena perpanjangan kontrak, mungkin pemerintah hanya akan mendapat 10 juta dolar AS," katanya. Sedangkan dari tender terbuka, bila perusahaan asing diberikan saham 30 hingga 45 persen saja, maka pemerintah akan mendapatkan dana dari tender Rp 3 miliar dolar AS hingga 5 miliar dolar AS.
Bila skema ini dipakai, pemerintah juga wajib mengumumkan keputusan kontrak baru Mahakam lima tahun sebelum kontrak habis. "Ini akan membuat Pertamina siap dan Total misalnya, memiliki kepastian investasi," jelasnya.
Sementara itu, di kesempatan berbeda, Direktur Utama Karen Agustiawan mengatakan tak ingin 100 persen saham Mahakam. Menurutnya pihaknya harus realistis.
"Kami inginkan pembagian yang proporsional," tegasnya. Pasalnya, Pertamina juga harus melakukan akuisisi tak hanya di dalam tapi juga luar negeri.