Kamis 21 Feb 2013 18:01 WIB

Hipmi: Kerugian Pertamina Jangan Dibebankan ke Masyarakat

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Tabung elpiji 12 kilogram
Foto: Edwin/Republika
Tabung elpiji 12 kilogram

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Rencana kenaikan harga elpiji 12 kilogram (kg) sebesar 30 persen mendapat respon negatif dari kalangan pengusaha. Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Raja Sapta Oktohari mengatakan rencana ini sebagai salah satu bentuk ketidakberpihakan pemerintah kepada pelaku usaha, terutama usaha kecil.

"Kenaikan elpiji itu pasti akan berdampak pada kenaikan biaya yang signifikan, apalagi di kuartal pertama banyak kenaikan harga mulai dari listrik," ujar Okto, saat dihubungi, Kamis (21/2).

Menurutnya, pemerintah semestinya bisa memberikan insentif, terutama bagi pengusaha UKM agar tumbuh lebih baik. Ia khwatir jika UKM terus menerus mendapatkan tekanan dengan kenaikan biaya produksi, banyak calon wirausahawan yang merasa lebih 'aman' jika hanya menjadi karyawan saja.

"Di binsis restoran (elpiji) kan jadi bahan utama tentu akan sangat berdampak," ujar dia.

Ia mengatakan kenaikan harga elpiji nantinya akan membuat UKM bekerja lebih keras melakukan efisiensi. Menurutnya, sangat tidak adil jika alasan kerugian dari Pertamina dibebankan kepada UKM. Di sisi lain, banyak subsidi-subsidi yang ternyata diterima oleh perusahaan besar, misalnya mengenai subsidi listrik yang banyak diterima oleh perusahaan-perusahaan besar.

"Kalau Pertamina rugi jangan bebankan kepada masyarakat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement