Selasa 19 Feb 2013 20:50 WIB

Penjualan Senjata Dunia Menurun

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: M Irwan Ariefyanto
Amerika Serikat/ilustrasi
Foto: us.go
Amerika Serikat/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) tahun ini mempertahankan posisinya sebagai saudagar senjata terbesar di dunia. Namun, nilai penjualan senjatanya mengalami penurunan menjadi 12,1 miliar dolar AS atau hampir Rp 121 triliun, dibandingkan 18,9 miliar dolar AS pada 2000.

Congressional Research Service melaporkan penjualan senjata AS menyumbang 46 persen dari seluruh penjualan senjata di dunia. Rusia berada diurutan kedua dengan nilai penjualan 5,8 miliar dolar AS dan Prancis di posisi ketiga dengan nilai 2,9 miliar dolar AS.

Rusia agaknya terus berambisi mengambil posisi puncak AS. India dan Cina kini menjadi pelanggan utamanya. Apalagi, boikot persenjataan Amerika oleh Iran, Suriah, Libanon, dan Palestina membuat daya tarik persenjataan Rusia menjadi distributor besar berikutnya.

Julukan Rusia sebagai Negara Tirai Besi ternyata ada benarnya. Pabrik senjatanya tersembunyi di pedalaman lembah Pegunungan Kaukasus. Bahkan, pesawat pengebom pun sulit untuk melintasinya. Sifatnya yang menutup diri membuat persenjataan Rusia sulit diterka. Sejak 2000, Rusia berkomitmen mengejar ketertinggalanya dengan meningkatkan penjualan persenjataan kepada Iran, terutama pesawat tempur, tank, dan kapal selam.

AS mencoba menghalangi Rusia dari serangkaian misinya menjual senjata berteknologi canggih ke Iran. Rusia juga mengejar penjualan senjata baru ke Irak. Analis Congressional Research Service, Richard F Grimmett mengatakan penurunan ekonomi global menekan permintaan senjata. "Kebanyakan calon pembeli hanya menyerap persenjataan yang sudah dikontrak dari setahun sebelumnya," kata Grimmet, dikutip dari AP, Selasa (19/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement