REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 700 ribu nasabah kredit usaha rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang menyandang status nasabah mikro naik kelas menjadi nasabah komersil. Awalnya mereka yang belum bankable, kini pinjaman mereka sudah memunyai jaminan aset tetap.
Seketaris Perusahaan BRI, Muhammad Ali, mengatakan hingga 31 Januari 2012, nasabah KUR BRI yang bermigrasi ke kredit komersial itu memunyai plafon pinjaman hingga Rp 9,256 triliun. "Jika mereka bermigrasi ke kredit komersial, artinya bisnis mereka semakin bagus dan sudah bankable," kata Ali di Jakarta, Jumat (15/2).
Sebelumnya, Data Kementerian Koordinator Perekonomian menunjukkan BRI telah menyalurkan KUR mencapai Rp 17,62 triliun sepanjang 2012. Angka tersebut 59,09 persen dari total KUR nasional 2012, yaitu Rp 33,4 triliun. Rinciannya, KUR ritel mencapai Rp 3,05 triliun, dan KUR mikro mencapai Rp 16,72 triliun. Sedangkan sejak diluncurkan 2008, BRI telah menyalurkan KUR mencapai Rp 48,258 triliun selama lima tahun.
Secara keseluruhan, jumlah debitur KUR mikro BRI mencapai 7,2 juta nasabah. Jumlahnya jauh meninggalkan KUR ritel sebanyak 81 ribu nasabah dengan outstanding pinjaman Rp 12,838 triliun. Ali menjelaskan, yang termasuk ke dalam kategori nasabah KUR mikro adalah mereka yang meminjam di bawah Rp 20 juta.
Dari sisi kualitas kredit, KUR mikro BRI sangat terkendali dan berkualitas. Hal ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau NPL yang hanya 1,97 persen. Tingginya permintaan KUR mikto karena semakin mudahnya akses nasabah, secara infrastruktur dan juga secara administratif.
BRI sudah masuk ke jantung pengusaha mikro melalui Teras BRI dan sentra-sentra perdagangan dan bisnis. Akses Teras BRI itu dalam segala bentuk. Direktur Utama BRI, Sofyan Basir, mencontohkan BRI akan membuka Teras BRI di atas kapal laut agar semakin luas menjangkau wilayah Indonesia Timur.
"Tiga wilayah utama yang akan disasar adalah sejumlah kecamatan di Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara, dan Maluku," kata Sofyan. Menurutnya, potensi nasabah di wilayah-wilayah itu masing-masingnya bisa mencapai 3.000-4.000 orang per kecamatan. Sayangnya, karena akses transportasi minim dan lebih banyak jalur laut, maka banyak wilayah yang belum bisa mengakses bank.
Menurut Sofyan, sektor perbankan harus berani menjemput peluang bisnis, tak sekadar menunggu peluang itu datang. Meski perusahaan berani mengambil risiko, namun kinerja bank tetap menunjukkan performa terbaiknya. Sepanjang 2012, BRI membukukan laba bersih Rp 18,52 triliun atau bertumbuh 22,79 persen.