Kamis 14 Feb 2013 22:26 WIB

PAN Sebut Tata Niaga Daging Ruwet

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
 Pedagang daging melayani pembeli daging sapi di Pasar Tebet, Jakarta Selatan, Senin (4/2).   (Republika/Wihdan Hidayat)
Pedagang daging melayani pembeli daging sapi di Pasar Tebet, Jakarta Selatan, Senin (4/2). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Partai Amanat Nasional (PAN) mendukung langkah Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa untuk mengatasi harga daging di pasaran. Ketua DPP PAN Bara Hasibuan, mengatakan melonjaknya harga daging mengindikasikan ruwetnya tata niaga daging.

Salah satu indikasi itu yakni  kebutuhan daging nasional di tiga kementerian, yaitu pertanian, perindustrian, dan perdagangan, berbeda satu sama lain. "Kondisi itu dimanfaatkan importir untuk terus mensuplai kebutuhan karena tidak tertibnya administrasi konsumsi daging nasional,"

Masyarakat sebagai konsumen daging, ujarnya, paling dirugikan terkait melonjaknya harga daging. "Mahalnya harga daging di pasaran ini harus dipetakan dan perlu penyelesaian holistik dari pemerintah," kata Bara di kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Kamis (14/2).

Ketua DPP PAN Viva Yoga Mauladi, menyatakan swasembada daging impor terjadi jika kebutuhan nasional sebesar 90 persen dipenuhi peternak lokal, dan 10 persen melalui impor.

"Ada tiga faktor naiknya harga, keseimbangan pasokan dan permintaan, jalur distribusi yang sangat mahal, dan tak adanya sentra produksi sapi di sekitaran Jakarta," kata anggota Komisi IV DPR itu.

Dia mengharapkan, pemerintah segera mengatasi persoalan daging yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat dan menertibkan administrasi konsumsi daging nasional. Kalau dibiarkan, kata Viva, bisa menganggu roda perekonomian bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement