REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - DPR RI meminta Pertamina untuk memperbaiki sejumlah permasalahan yang masih membebani perusahaan tersebut di 2012. Seruan itu ditegaskan Anggota Komisi VII DPR RI Rofi Munawar, Senin (11/2).
"Meski kinerja baik, masih banyak permasalahan primer yang belum terselesaikan," tegasnya. Di sisi hulu kemampuan produksi yang masih minim yang menyebabkan realisasi lifting tidak optimal sedangkan di sisi hilir kebocoran.
Sementara itu, di sisi lainnya penyaluran BBM bersubsidi yang masih lemah menyebabkan kuota meningkat tajam dari prediksi kebutuhan. Karenanya, ia meminta Pertamina mengkaji secara komprehensif pengendalian BBM tersebut.
“Terobosan harus dilakukan oleh Pertamina," jelasnya. Dalam mengendalikan konsumsi BBM subsidi misalnya, penggunaan teknologi harus dilakukan di seluruh SPBU-SPBU untuk memudahkan dalam monitor konsumsi.
Apalagi berdasarkan catatan bahwa konsumsi tertinggi BBM PSO justru di daerah-daerah pemilik sumber daya alam. Situasi ini diperkirakan karena adanya pengalihan BBM Subsidi bagi industri-industri ekstraktif yang seharusnya menggunakan BBM non subsidi” tegas Rofi.
“Pertamina juga harus mampu bertindak strategis," ujarnya. Antara lain dengan melakukan pembenahan pada SPBU agar lebih baik, berkualitas dan berorientasi pada kepuasan konsumen sehingga mampu bersaing dengan SPBU asing yang menjual BBM non subsidi.