REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Jawa Barat menilai program revitalisasi koperasi berjalan lamban karena pemerintah lebih mengarah pada usaha individu dan pemodal besar.
"Perhatian pemerintah terhadap koperasi perlu ditingkatkan, saat ini revitalisasi koperasi berjalan lambat. Perhatian kepada pengusaha individu dan pemodal besar saat ini masih dominan," kata Ketua Dekopinwil Jabar Wan Ibrahim pada Raker Dekopinwil Jabar di Bandung, Senin (11/2).
Akibatnya, kata Wan perkembangan koperasi sulit berkembang. Ia mengharapkan perhatian kepada koperasi lebih maksimal sehingga lebih berdaya saing, pada saat sejumlah negara di dunia telah menjadikan koperasi sebagai soko guru perekonomiannya.
Wan menyebutkan, koperasi saat ini masih banyak disalahgunakan oleh mereka yang berusaha dengan berkedok koperasi untuk mengeruk keuntungan sehingga jauh dari tujuan koperasi. Sampai saat ini, koperasi masih sulit untuk mengakses program pembiayaan seperti KUR, KCE dan lainnya.
Tersendatnya perkembangan koperasi antara lain karena keterbatasan SDM, akses modal yang sulit serta akses pasar yang belum tergarap maksimal. "Program koperasi memang digalakkan pemerintah, namun banyak program yang terganjal dan berhenti di tengah jalan. Padahal masyarakat sudah mulai mengerti terhadap program yang digulirkan," katanya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Dekopin Nurdin Halid yang menyebutkan Indonesia perlu berjuang keras untuk menempatkan koperasi sebagai soko guru perekonomian menyusul perkembangan perkoperasian akhir-akhir ini yang belum sepenuhnya mendapat tempat dalam perekonomian nasional. Akibatnya, kata Nurdin koperasi sulit berkembang, padahal perkembangan koperasi di negara lain cukup pesat.
Ia mengaku badan koperasi di Indonesia ada yang disalahgunakan, dengan mencontohkan adanya koperasi simpan pinjam yang dbuat oleh pemodal besar sehingga keluar dari nilai-nilai dasar koperasi.
"Revitalisasi koperasi harus digulirkan secara optimal dan menempatkan kembali koperasi pada posisinya dalam perekonomian di Indonesia," katanya.
Ia menyatakan perlunya kembali mengembangkan Koperasi Unit Desa (KUD) yang sempat menjadi motor dalam pengembangan ekonomi masyarakat di pedesaan.
"Revitalisasi peran KUD sangat mendesak, butuh peran pemerintah untuk kembali memperkuat sendi sendi kekuatan koperasi dalam hal ini mengembalikan peran KUD," katanya.
Pada kesempatan itu, ketua Dekopin menghimbau agar insan koperasi di Indonesia bersatu dan bahu membahu membangun kembali koperasi.