Senin 11 Feb 2013 16:57 WIB

KTA Menyimpang Tidak Bertahan Lama

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Kredit (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Kredit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Senior Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, mengatakan praktik kredit tanpa agunan (KTA) normalnya hanya menyediakan kredit tak lebih dari Rp 20 juta hingga Rp 30 juta yang digunakan untuk kredit konsumsi nonproperti, misalnya kredit mobil. Menurutnya, rata-rata jumlah KTA yang disalurkan itu bahkan kecil kemungkinan di atas Rp 50 juta.

"KTA itu tanpa agunan. Jadi jika ada yang memberikan KTA hingga di atas Rp 50 juta, atau bahkan di atas Rp 100 juta, saya tak yakin itu bisa bertahan lama," kata Fauzi ketika dihubungi ROL, Senin (11/2). Pemberian KTA di atas jumlah yang normal berarti melanggar ketentuan Bank Indonesia (BI) dan secara prudensial itu melanggar.

Besaran KTA menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang kuartal IV 2012. Dari posisi minus 4,3 persen pada kuartal IV 2011 menjadi melonjak 32,6 persen. Jika terdapat ada pihak yang menyalurkan KTA di atas ketentuan, kata Fauzi, biasanya pihak perbankan akan mengoreksi hal ini.

Bahkan mungkin pengawas BI akan mendatangi bank bersangkutan dan menanyakan peruntukan KTA tersebut. "Mereka akan lihat penyaluran KTA itu tepat tidak? Atau sekadar untuk hura-hura? Jika melanggar maka harus di cut off," kata Fauzi.

Product Manager Ready Credit Citibank Indonesia, Peter Widjaja, mengatakan Citibank memiliki produk KTA dengan nama 'Ready Credit' dan baru diluncurkan. "Untuk 2012, Citibank cukup bangga karena kami telah memenuhi target yang diinginkan," katanya dihubungi terpisah. Namun Peter masih enggan menyebutkan jumlah penyaluran KTA Ready Credit tersebut.

Karena produk ini baru diluncurkan, maka NPL Citibank Indonesia masih belum terlihat. Pasalnya, Citibank Indonesia baru memulai program ini kuartal II 2012. Untuk target 2013, Peter mengatakan perusahaan tentunya ingin melipatgandakan keberhasilan perusahaan seperti 2012.

"Penawaran Ready Credit memeroleh animo sangat baik sesuai harapan dan dengan meningkatnya ekonomi kelas menengah di Indonesia," kata Peter. Perusahaan juga yakin produk Ready Credit akan menjadi salah satu produk berprestasi bagi Citibank di 2013.

Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, mengatakan perusahaannya tak menyediakan produk KTA. Sebab, risiko KTA ini selalu menjadi pertimbangan bagi pihak perbankan dalam pengelolaan risiko kredit.

"Permodalan perusahaan tahun ini hingga 2015 mendatang masih bisa diperoleh dari keuntungan (profit) perusahaan," kata Jahja kepada ROL.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement