Senin 11 Feb 2013 15:16 WIB

Turunnya IKK dan IKE Ganggu Pertumbuhan Ekonomi

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei terbaru Bank Indonesia (BI) menunjukkan terjadinya penurunan indeks kepercayaan konsumen (IKK) dari 116,4 menjadi 116,2. Tak hanya itu, indeks kondisi ekonomi (IKE) hasil survei BI juga mengalami penurunan 1,9 poin.

Ekonom dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Latif Adam, mengatakan turunnya IKK dan IKE menyebabkan pertumbuhan ekonomi terganggu, namun dalam jangka pendek. Menurutnya, ada empat hal yang menyebabkan terjadinya penurunan kedua indeks itu.

Pertama, tingkat inflasi Januari yang lebih dari satu persen dan itu merupakan inflasi bulanan tertinggi dalam empat tahun terakhir. "Inflasi yang tinggi ini menurunkan daya beli masyarakat, akhirnya persepsi mereka menjadi negatif terhadap perekonomian nasional," katanya dihubungi terpisah.

Kedua, terjadinya aksi kartel dan permainan suap pejabat politik terhadap harga daging sapi. Ini juga menjadi sentimen negatif bagi masyarakat. Pasalnya, kenaikan harga tersebut bukan murni akibat mekanisme penawaran dan permintaan.

Ketiga, pelemahan nilai tukar rupiah yang di luar asumsi APBN 2013, yaitu di atas Rp 9.300 per dolar AS. Pelemahan Rupiah pada akhirnya menambah beban impor barang baku. Buruh juga ikut terimbas melalui rasionalisasi upah.

Keempat, kebijakan kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) dan berkurangnya stok pangan akibat banjir. Kenaikan TTL secara angka memang hanya berpengaruh 0,2 hingga 0,3 persen terhadap inflasi. Namun, secara psikologis, dampaknya negatif kepada masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement