Senin 11 Feb 2013 12:00 WIB

Mesir Berburu Dolar AS ke Pasar Gelap

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Mata uang pound Mesir
Foto: REUTERS
Mata uang pound Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Perjalanan mata uang pound Mesir seolah mengikuti kejatuhan pemerintahan Mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak. Pound Mesir tak lagi menjadi 'tuan rumah' di negaranya sendiri.

Dolar AS kini kian langka di Negara Cleopatra itu. Bagaikan ratu yang cantik, pelaku pasar valuta asing (valas) dan investor di Mesir berburu dolar AS hingga ke pasar gelap. Mereka gugup memegang pound dan menganggap memegang dolar AS merupakan aset yang aman (safe haven).

"Tak ada dolar. Semua orang kini meminta dolar, tapi pasokan langka," kata salah satu petugas kios penukaran uang (money changer) di Mesir, seperti dikutip Reuters, Senin (11/2). Penurunan mata uang pound seiring peristiwa pemberontakan politik yang menyapu kekuasaan Husni Mubarak dari bumi Mesir sejak 2011 lalu. Pound Mesir anjlok hingga delapan persen dari posisi fundamentalnya sejak 30 Desember 2012.

Akhir pekan lalu, Bank Sentral Mesir mempersempit perdagangan pound Mesir terhadap dolar AS. Posisi harganya sekarang 6,71 pound per dolar AS dalam pasar uang antarbank (PUAB) per Ahad (10/2) kemarin. Harga tersebut 13,4 persen lebih rendah dibandingkan level pada malam puncak pemberontakan yang menjatuhkan Mubarak.

Di sepanjang jalanan Kairo, satu kios penukaran mata uang kini menawarkan penjualan dolar di kisara level 6,89 hingga 6,95 pound per dolar AS. Penurunan pound juga tercermin dari menurunnya cadangan devisa Mesir yang jatuh ke level 13,6 miliar dolar AS per akhir Januari 2013. Sementara level aman yang mereka perlukan untuk menutupi tiga bulan impor minimal 15 miliar dolar AS. Level tersebut jatuh bahkan separuhnya sekitar 36 miliar dolar AS sebelum heboh pemberontakan Mubarak.

Penurunan cadangan devisa mendorong Bank Sentral Mesir memperkenalkan sistem lelang reguler dolar AS sejak akhir Desember 2012 untuk menghindari krisis mata uang. Dalam praktiknya, bank diizinkan membeli atau menjual dolar AS mereka kepada bank lain dengan batasan plus minus 0,5 persen di atas dan di bawah harga rata-rata mata uang hari itu.

Rumitnya iklim bisnis Mesir yang terbebani kerusuhan politik membuat importir harus menjamin kebutuhan devisanya. Salah seorang senior eksekutif perusahaan importir di Mesir mengaku mereka memenuhi kebutuhan dolar perusahaan dari hasil membelinya di pasar gelap. Namun, perusahaan memperkirakan pasokan dolar AS di pasar gelap sekalipun akan semakin ketat seiring semakin banyaknya perusahaan yang melakukan hal sama.

"Perusahaan awalnya tak mengalami masalah mengatur dolar AS di pasar terbuka. Namun, ada kisaran 16 hingga 20 piaster antara suku bunga di bank dengan di pasar terbuka," kata pengusaha tersebut. Orang lebih murah membeli dolar AS di pasar gelap. Makanya, pasokan dolar AS di pasar gelap tak lama lagi juga akan mengering.

Meski demikian, Gubernur Bank Sentral Mesir, Hisham Ramez, mengaku tak khawatir dengan ramainya transaksi dolar AS di pasar gelap. Sebab, bank sentral memunyai instrumen sendiri menghadapinya. Tak heran jika tak ada tanda-tanda polisi membidik kios-kios penjual dolar AS di pasar gelap. "Kerangka manajemen nilai tukar saat ini menunjukkan pound Mesir masih rentan," kata perwakilan Bank of America Merril Lynch.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement