REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Asuransi Central Asia (ACA) akan meluncurkan asuransi kebakaran dan asuransi gempa, Maret mendatang. Perseroan menargetkan 10 ribu polis untuk produk asuransi mikro tersebut.
Asuransi ini akan diluncurkan dalam bentuk voucher senilai Rp 20 ribu. Voucher ini bertenor satu tahun dan dapat diaktivasi melalui pesan singkat.
Sebelumnya perseroan sudah memiliki asuransi demam berdarah. Asuransi yang menyasar sektor mikro ini diluncurkan pada 2010. Produk tersebut dibuat berupa voucher seharga Rp 10 ribu yang berlaku selama tiga bulan.
Senior Assisten Vice President Mikro Insurance Asuransi ACA Jakub Nugraha mengatakan santunan asuransi kebakaran adalah sebesar Rp 3 juta. Namun nasabah hanya boleh membeli satu voucher saja. Sedangkan santunan gempa nilainya lebih kecil, yakni Rp 2 juta. "Nasabah boleh memiliki maksimal lima voucher untuk satu rumah," kata Jakub, akhir pekan lalu.
Pembatasan dilakukan untuk mencegah adanya unsur kesengajaan yang dilakukan nasabah demi mendapatkan klaim. Klaim lebih besar di asuransi gempa karena dinilai unsur kesengajaannya kecil. Namun demikian perseroan tetap mewajibkan surat kepolisian dalam dokumen pencairan klaim. Untuk asuransi gempa, perseroan mengandalkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk verifikasi.
Perseroan telah mengajukan izin kedua produk tersebut kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) sejak 2011. Namun prosesnya membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga baru dapat diluncurkan Maret mendatang. Setelah diluncurkan, perseroan akan melakukan pemasaran melalui kantor pos dan mini market.
Bila kedua produk ini sudah beredar di pasaran, maka ACA sudah memiliki tiga produk asuransi mikro yang dapat dimanfaatkan nasabah. Sebelumnya pada 2010 perseroan telah lebih dulu meluncurkan produk asuransi demam berdarah. Asuransi ini menggunakan metode yang sama dengan dua asuransi baru, yakni melalui voucher, dengan nilai yang lebih rendah, yaitu Rp 10 ribu. Respon masyarakat cukup baik terhadap asuransi demam berdarah ini. Dalam satu tahun peluncurannya, perseroan telah mengumpulkan sekitar 10 ribu pemegang polis asuransi demam berdarah.
Baiknya respon masyarakat terhadap asuransi dengan premi murah ini menjadi alasan perseroan mengeluarkan produk baru. Perseroan menilai kedua asuransi ini sangat mendesak bagi masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di jalur gempa dan rawan kebakaran.
Jakub menilai dunia mikro saat ini sedang berkembang. Lembaga keuangan mikro tengah menjamur dan potensinya sangat besar. Untuk segmen ini perseroan mengandalkan volume polis.