REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia tidak akan mengimpor gula konsumsi di tahun 2013 ini. Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementrian Perdagangan Bachrul Chairi mengatakan berdasarkan rapat bersama dewan gula beberapa hari lalu, perhitungan sementara produksi gula konsumsi pada tahun ini cukup, bahkan lebih.
Ia mengatakan dengan asumsi cuaca yang cukup baik, Indonesia diperkirakan bisa memproduksi gula konsumsi hingga 3,8 juta ton. Sementara, kebutuhan gula konsumsi pada 2013 mencapai 2,4 juta.
Artinya, masih ada surplus sekitar 1,4 juta ton.
"Surplus sekitar 1,36 juta sekian. Implikasinya kita tak akan impor gula (konsumsi) tahun ini," ujar Bachrul, kemarin.
Ia mengatakan kelebihan gula ini akan diprioritaskan untuk daerah-daerah yang selama ini membeli gula dengan harga mahal. Misalnya, di daerah-daerah perbatasan. Perusahaan swasta yang selama ini memiliki hak untuk mengimpor gula mentah diminta bisa membantu beroperasi agar daerah tersebut bisa mendapatkan gula dengan harga yang kompetitif.
Pemerintah juga akan menentukan harga patokan petani (HPP) gula sebelum masa giling. Pada 2012 lalu, HPP gula sebesar Rp 8100/kg. HPP gula pada 2011 lebih tinggi 15,71% dibandingkan dengan 2011 yang sebesar Rp.7.000.
Sementara untuk kebutuhan industri, Indonesia mengalokasikan akan impor gula mentah atau raw sugar sebanyak 2,26 juta ton di tahun ini. Izin impor diberikan untuk delapan perusahaan. Perusahaan yang mendapatkan izin impor gula mentah ini diharapkan bisa membuka lahan-lahan tebu untuk mendukung swasembada gula.