REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali tak capai target. Tetapi, Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan Indonesia patut bersyukur dengan pertumbuhan ekonomi yang sekarang bisa dicapai.
"Kita patut bersyukur bahwa pertumbuhan kita masih di atas 6 persen. Nomor dua setelah Cina. Sesuatu yang patut kita syukuri ditengah ekonomi sulit," katanya saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis (7/2).
Ia mengatakan seharusnya pertumbuhan bisa lebih baik daripada yang dicapai saat ini. Dengan catatan serapan dari APBN cukup baik terutama belanja modal. Menurutnya, faktor eksternal jelas sangat besar terutama harga komoditi yang anjlok sehingga defisit peerdagangan cukup tinggi.
"Memang yang paling terasa itu adalah pada sisi neraca perdagangan terutama migas kita yang defisit negatif," katanya.
Ia mengatakan pertumbuhannya yang negatif menyeret pada pertumbuhan manufaktur. Disisi suplai, lanjutnya, manufaktur karena dipengaruhi faktor migas hanya mampu tumbuh 5 persen. Padahal seharusnya sektor non migas bisa tumbuh 6,4 persen.
"Makanya, kita harus cermati. Hati-hati ini migas kita. Neraca perdagangan dihantam oleh migas yang cukup tinggi impornya, defisitnya juga tinggi. Ya kita hrs hati-hati sekarang. Jaga betul impor, kendalikan konsumsi," katanya.