REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengusaha merasa kesulitan untuk melakukan peningkatan ekspor. Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Suryadi Sasmita mengatakan masalah tenaga kerja di Indonesia membuat pengusaha, terutama sektor padat karya kesulitan melakukan peningkatan produksi.
“Ekspor komoditas bahan baku tetap berjalan tapi ekspor padat karya terhambat,” ujar Suryadi, saat dihubungi, Rabu (6/2).
Hambatan peningkatan ekspor ini, kata dia sebagai salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak sesuai target. Badan Pusat Statistik, kemarin merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 sebesar 6,23 persen. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan tahun 2011 lalu yang mencapai 6,5 persen.
Ia mengataan banya faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi meleset dari target. Selain faktor produktivitas sektor industri padat karya yang cukup terganggu, pertumbuhan ekonomi meleset karena pengaruh kondisi krisis global. Biaya ekonomi yang tinggi dann infrastruktur yang belum membaik, kata dia juga salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari target.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis ekspor Indonesia pada 2012 sebesar 190 miliar dolar AS. Kinerja ekspor ini lebih rendah 6,7 persen dibandingkan pencapaian tahun 2011.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan pelemahan ekspor disebabkan karena krisis dunia dan menurunnya harga komoditas. Untuk menggenjot kinerja ekspor tahun 2013, Indonesia aktif melakukan pembukaan pasar-pasar baru di negara non tradisional. Ekspansi pasar terutama dilakukan ke Afrika dan Amerika Latin.