Senin 04 Feb 2013 16:20 WIB

RI-Nigeria Tandatangani PTA

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Nigeria Goodluck Ebele Jonathan mengadakan jumpa pers bersama di selasar Aso Rock Presidential Villa di Abuja, Nigeria, Sabtu (2/2). Presiden melakukan kunjungan selama dua hari di Nigeria. Mereka sepakat untu
Foto: nasihin masha
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Nigeria Goodluck Ebele Jonathan mengadakan jumpa pers bersama di selasar Aso Rock Presidential Villa di Abuja, Nigeria, Sabtu (2/2). Presiden melakukan kunjungan selama dua hari di Nigeria. Mereka sepakat untu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia menggali potensi yang lebih besar dengan Nigeria. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Gusmardi Bustami mengatakan Indonesia dan Nigeria sepakat untuk membentuk semacam Preferential Trade Agreement (PTA) atau perjanjian perdagangan tertentu.

 “PTA akan lebih mempercepat upaya Indonesia untuk menerobos ke pasar-pasar non tradisional, seperti Benin, Ghana, Pantai Gading, dan Liberia,” ujar Gusmardi, dalam siaran pers yang diterima, Senin (4/2).

Gusmardi mengatakan PTA diperlukan agar hambatan perdagangan yang dihadapi kedua negara selama ini dapat diatasi. Total nilai perdagangan Indonesia-Nigeria pada tahun 2011 mencapai 2,1 miliar dolar AS.

Sementara itu, pada periode Januari-Oktober 2012, realisasi perdagangan keduanya mencapai 2,7 miliar dolar AS. Indonesia selalu mengalami defisit rata-rata sekitar 1,5 miliar dolar AS setiap tahunnya karena impor minyak dari Nigeria.

Di bidang investasi, tercatat sekitar 11 perusahaan Indonesia telah menanamkan modalnya di Nigeria, khususnya di bidang makanan, polypropylene, obat-obatan, deterjen dan sabun, lampu pijar dan produk kimia lainnya.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Komite Afrika Mintardjo Halim mengungkapkan bahwa Nigeria sebagai salah satu negara terbesar di Afrika Barat dapat dijadikan pintu masuk ke negara-negara di sekitarnya. “Kami akan melakukan kerja sama yang lebih erat untuk menerobos pasar yang sangat potensial, terutama untuk produk makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, furnitur, serta consumer products lainnya seperti sabun, kertas, kosmetik,” ujarnya.

Melihat banyaknya persamaan antara pengusaha kedua negara, kata Mintardjo, para pengusaha Nigeria optimis dapat melakukan interaksi dan transaksi di bidang perdagangan dan investasi dengan para pengusaha Indonesia dengan lebih mudah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement