Ahad 03 Feb 2013 14:27 WIB

Defisit Neraca Migas Berlanjut di 2013

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Hatta Rajasa
Foto: Antara
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Defisit neraca minyak dan gas diprediksi masih akan mewarnai neraca perdagangan Indonesia di 2013.  Oleh karena itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan defisit neraca migas harus ditekan agar tidak mengganggu neraca perdagangan secara keseluruhan. 

"Intinya, harus kita tekan.  Jadi, bisa berkurang (defisit neraca migas)," tutur Hatta kepada wartawan di kantor Kemenko Perekonomian, akhir pekan lalu.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang 2012, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar 1,63 miliar dolar AS.  Dari angka tersebut, neraca migas mengalami defisit setara 5,59 miliar dolar AS.  Sedangkan neraca non migas mengalami surplus senilai 3,97 miliar dolar AS. 

Kondisi ini berbanding terbalik dibandingkan 2011.  Kala itu, neraca perdagangan mengalami surplus 26 miliar dolar AS.  Neraca migas mengalami surplus 780 juta dolar AS, sedangkan neraca nonmigas mencatatkan surplus 25,29 miliar dolar AS.

Menurut Hatta, defisit neraca migas hanya dapat dikendalikan melalui pengurangan impor migas.  Selain itu, pengendalian kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinilainya dapat mengurangi defisit neraca migas.  Pembangunan kilang minyak baru disebutnya juga dapat menjadi solusi.

Terkait kuota BBM bersubsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013 yang mencapai 46,02 juta kiloliter (KL), sejumlah kalangan memperkirakan kuota akan bobol hingga 48 juta KL hingga 50 juta KL.  Hatta menegaskan pemerintah akan berupaya keras untuk mengendalikan dan membatasi penggunaannya. 

Oleh karena itu, Hatta berharap tahun ini sistem IT mulai diterapkan di SPBU-SPBU.  Tujuannya agar kebocoran-kebocoran yang kerap ditemukan dapat diatasi.  Selain itu, percepatan diversifikasi energi misalnya dengan gas bumi harus segera diakselerasi.  "Itu dulu deh.  Jangan berpikir yang lain dulu," imbuh Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini.

Dalam tahun anggaran 2012, realisasi total kuota BBM bersubsidi mencapai 45,06 juta KL.  Angka tersebut melonjak dibandingkan penetapan dalam APBN 2012.  Saat itu, kuota BBM bersubsidi ditetapkan sebesar 40 juta KL.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement