REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk akan mengurangi kepemilikan sahamnya di PT Bank Sinar Harapan Bali. Kebijakan ini dilakukan terkait dengan keikutsertaan bank pelat merah tersebut dalam bank patungan (joint venture) yang dibentuk bersama dengan PT BankTabungan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen) dan PT Pos Indonesia.
Dirut Bank Mandiri, Zulkifli Zaini, mengatakan detail sinergi ini akan diwujudkan dalam sebuah perjanjian kerja sama tahun ini. Namun, mengenai porsi dari jumlah kepemilikan yang akan dibagi dengan Taspen dan Pos, Zulkifli belum bisa mengonfirmasi.
"Mandiri rencananya akan melepas 40 persen saham yang ada di Bank Sinar Harapan Bali untuk Pos Indonesia dan Taspen," katanya dijumpai di Jakarta, Kamis (31/1).
Meski demikian, Zulkifli mengatakan Bank Mandiri akan tetap menjadi pemegang saham prioritas di Bank Sinar Harapan Bali. Bank Mandiri selama ini memiliki 81,46 persen saham di Bank Sinar Harapan Bali. Menurut aturan Bank Indonesia (BI), jika ingin menjadi pemegang saham pengendali maka Bank Mandiri harus memiliki 51 persen dari porsi saham keseluruhan.
Bank Sinar Harapan Bali akan berganti nama menjadi Bank Sinar dan disiapkan sebagai bank untuk //financial inclusion//. Khususnya memberikan pelayanan kepada kredit mikro, tabungan mikro, dan hingga tabungan pensiun. Jika Bank Sinar Harapan Bali awalnya hanya berada di Bali, kata Zulkifli, maka dengan menjadi Bank Sinar cakupan usahanya akan lebih luas.
Ditemui terpisah, Managing Director Micro and Retail Banking Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan jika Bank Mandiri menjadi pemegang saham mayoritas, maka perusahaan harus mengucurkan modal setengah dari Rp 500 miliar untuk Bank Sinar. Angkanya berkisar Rp 200 miliar. "Saat ini, modal ekuitas kami sudah Rp 100 miliar. Jadi Mandiri hanya menambah sisanya saja," kata Budi.
Aset Bank Sinar Harapan Bali saat ini berkisar Rp 1,08 triliun. Rasio kecukupan modalnya sekitar delapan persen. Namun Bank Mandiri ingin meningkatkannya menjadi 12 persen.