Rabu 30 Jan 2013 11:33 WIB

Keuangan Syariah RI Terstabil di Dunia

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Perbankan syariah
Perbankan syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan keuangan syariah Indonesia menjadi yang terstabil di dunia dalam lima tahun terakhir. Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Kepala Departemen Perbankan Syariah Bank  Indonesia (BI), Edy Setiadi, mengutip pemberitaan majalah The Economist.

Meski bank syariah berjalan dalam keadaan 'tertatih' dengan kekuatan sendiri, namun tak meredupkan semangat bank syariah untuk terus tumbuh. BI berkomitmen terus mendorong kemajuan bank syariah. Terbukti, belum lama ini BI menyabet penghargaan bank sentral terbaik dalam mempromosikan keuangan syariah dari Islamic Finance News.

Edy mengatakan berbagai tantangan yang membelit bank syariah perlu dihadapi bersama. Menurutnya, tantangan terbesar yaitu alokasi sumber daya manusia (SDM) agar dapat meningkatkan perekonomian syariah. Selain itu, perlu adanya dorongan bagi sektor perbankan lewat pembiayaan produktif. "Berbagai upaya ini bisa membangun perbankan syariah, namun tidak bisa begitu saja, butuh waktu," ujarnya kepada ROL.

Ekonomi syariah Indonesia terus tumbuh. "Dimotori bank syariah dengan minimal share 53,6 persen," ucap Edy.

Ekonomi syariah terus berkembang pesat seiring perkembangan keuangan global. Market share bank syariah baru mencapai 4,69 persen. Edy berharap di 2013 ini, target market share mencapai 5 persen. Market share bank syariah di Malaysia jauh melampaui Indonesia, yaitu 23 persen. Namun dia meminta bank syariah Indonesia tidak berkecil hati. Untuk itu, strategi sosialisasi dan edkukasi terus ditempuh guna mendapatkan nasabah.

Dalam hal funding bank syariah, kata Edy, dana pihak ketiga (DPK) menjadi motor penggerak utama. Terdiri dari deposito dengan porsi terbesar Rp 86 triliun, tabungan Rp 46 triliun dan giro Rp 17 triliun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement