REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) terus menghadapi masalah utang jangka panjang serius. Sebuah lembaga riset di AS mengatakan dalam sebuah laporan terbarunya bahwa rasio utang negara adidaya ini diproyeksikan akan mencapai 200 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2040.
Kesepakatan yang dicapai para pemangku kebijakan fiskal di AS pada awal bulan ini untuk mencegah apa yang disebut jurang fiskal dinilai tidak banyak berdampak terhadap peningkatan anggaran pemerintah AS, demikian dikatakan lembaga riset Peter G Peterson Foundation dalam laporan analisis terbarunya yang dirilis Selasa (29/1) seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Kesepakatan itu dinilai hanya akan membantu mencegah beberapa dampak ekonomi yang disebabkan akibat kenaikan pajak dan pemotongan belanja pemerintah. "Tetapi tidak membuat kemajuan berarti terhadap tujuan utama dari kebijakan fiskal yang berkelanjutan, yakni menurunkan angka rasio utang," kata laporan itu.
Sebelum adanya kesepakatan pencegahan jurang fiskal, utang Pemerintah AS diproyeksikan naik menjadi 200 persen dari PDB dalam 27 tahun ke depan. Alasan mengapa angka utang AS belum membaik secara material adalah bahwa pengeluaran untuk program-program yang menyangkut hak warga AS seperti jaminan sosial masih diproyeksikan meningkat lebih cepat dibandingkan anggaran pendapatan Pemerintah AS.
Sementara para ekonom di Negeri Paman Sam tersebut mengusulkan agar utang pemerintah dapat dijaga pada atau di bawah level 60 persen dari PDB. Target yang menurut laporan tersebut diadopsi banyak negara.