Rabu 30 Jan 2013 09:59 WIB

Ekspektasi Tingginya Inflasi Tekan Rupiah

Rep: Antara/ Red: Nidia Zuraya
Uang rupiah/ilustrasi.
Uang rupiah/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurs mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta pada Rabu (30/1) pagi bergerak melemah sebesar 35 poin menjadi Rp 9.705 dibanding sebelumnya di posisi Rp 9.670 per dolar AS.

Analis Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah bergerak melemah meski mata uang euro masih terapresiasi. "Meski demikian pelemahan rupiah masih dalam kondisi yang stabil seiring dengan penjagaan BI," kata dia.

Ia menambahkan, nilai tukar rupiah dapat kembali menguat terhadap dolar AS seiring dengan data-data makro yang cukup kondusif yang dibarengi dengan positifnya kinerja emiten sehingga membuat permintaan aset-aset berisiko meningkat. "Dari Eropa juga positif, pembayaran Long Term Refinancing Operations (LTROs) kepada bank sentral Asia (ECB) turut direspon baik dan menguatkan nilai tukar euro," paparnya.

Pegamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menilai pelemahan rupiah diperkirakan karena adanya ekspektasi inflasi dalam negeri pada Januari akan tinggi melebihi level satu persen. "Tingginya inflasi itu dipicu dari banjir yang melanda Indonesia sehingga menghambat jalur distribusi," kata dia.

Ia menambahkan, saat ini rupiah juga masih cukup rentan tertekan terhadap dolar AS seiring dengan kebutuhan dolar AS yang masih minim sementara kebutuhan dolar AS tinggi.

"Namun, penjagaan BI akan menahan pelemahan rupiah lebih dalam," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement