Rabu 23 Jan 2013 14:21 WIB

KEN: Kawasan Industri Harus Tersebar Hingga Luar Jawa

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
 Sejumlah pekerja menata karung berisi polypropylene (bahan dasar pembuat plastik) PT Chandra Asri di Kawasan Industri Cilegon, Banten.
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Sejumlah pekerja menata karung berisi polypropylene (bahan dasar pembuat plastik) PT Chandra Asri di Kawasan Industri Cilegon, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN) Aviliani membenarkan adanya penumpukan kawasan industri di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Barat.  Padahal, kawasan industri memiliki peranan dalam pembangunan perekonomian Indonesia.

"Harusnya di luar Pulau Jawa juga (tersebar kawasan industri)," tutur Aviliani kepada //Republika// selepas menjadi pembicara dalam seminar sehari bertajuk "Kawasan Industri Sebagai Ketahanan Ekonomi Nasional" di Wisma Makara Universitas Indonesia, Rabu (23/1).

Berdasarkan data dari Himpunan Kawasan Industri (HKI), jumlah kawasan industri di Indonesia mencapai 61 kawasan.  Dari jumlah tersebut, kawasan industri terbanyak berada di Jawa Barat dengan 22 kawasan.  Disusul oleh Kepulauan Riau dan Jawa Tengah masing-masing dengan sembilan dan tujuh kawasan. 

Agar keberadaan kawasan industri dapat merata hingga di seluruh Tanah Air, Aviliani menyebut pemerintah tengah mengupayakannya melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).  Diharapkan di setiap koridor MP3EI akan tumbuh kawasan industri seiring lahirnya kawasan ekonomi khusus (KEK).

Terlebih di setiap koridor memiliki kekhususan tersendiri.  Misalnya koridor Sumatera terfokus pada energi dan koridor Kalimantan terfokus pada pangan melalui keberadaan //food estate//.  "Perencanaan sudah ada, tinggal implementasi," ujarnya

 

Lebih lanjut, Komisaris Independen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ini mengatakan penyebaran kawasan industri mutlak dilakukan.  "Ini bisa jadi solusi untuk menekan urbanisasi yang terus meningkat dari tahun ke tahun," kata dia. N

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement