Selasa 22 Jan 2013 20:06 WIB

Pemerintah Klaim tidak Ada Kenaikan Harga Pascabanjir

Rep: Esthi Maharani/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Petugas membersihkan alat peraga pendidikan di SDN 07 Petamburan yang basah akibat banjir yang merendam kawasan Petamburan Jakarta Barat,Senin (21/1).(Republika/Rakhmawaty La'lang)
Petugas membersihkan alat peraga pendidikan di SDN 07 Petamburan yang basah akibat banjir yang merendam kawasan Petamburan Jakarta Barat,Senin (21/1).(Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengklaim tidak ada kenaikan harga pascabanjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya. 

Kesimpulan tersebut diperoleh usai survei ke beberapa pasar untuk mengecek harga. “Yang naik Cuma telur ayam dan ayam. Itu korelasinya dengan daging sapi,”ujar Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di Jakarta, Selasa (22/1).

Menurutnya, kenaikan harga tersebut masih normal dan wajar. Karena, kenaikannya hanya berkisar dari Rp70 ribu ke Rp86 ribu. Sedangkan beberapa waktu lalu kenaikan bisa mencapai Rp120 ribu.

Ia pun menyuarakan agar suplay dan demand bisa diseimbangkan. Menurutnya, jika harga naik artinya pasokan kurang atau permintaan naik.

Gita pun mengaku sudah berkoordinasi dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa untuk memastikan stok tetap ada. Akan tetapi, jika ada kejadian yang tak terduga, maka pemerintah pun harus mengambil tindakan yang realistis.

“Kalau suplay dari dalam negeri tidak cukup datangkan dari luar negeri dong. Bukan kita pro impor, saya pro stabilitas harga,” katanya.

Ia mengatakan, kenaikan yang terjadi pada beberapa komoditas memang sedikit berkaitan dengan banjir. Hanya, sejauh ini masih bisa ditangani pemerintah.

“Saya tiap hari pantau, kalau nanti ada kenaikan di luar batas wajar. Nanti kita akan mencoba komunikasikan ke penjual, suplay chain, tengahnya transporter dan konsumen. Yang penting konsumen jangan dibebankan,” katanya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement