REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kondisi ekonomi yang cenderung melemah akibat cuaca buruk di sejumlah daerah di Sulawesi Selatan, telah mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap emas di Makassar.
"Sepanjang Januari 2013 pembeli bisa dihitung dengan jari dalam sehari, bahkan kadang-kadang tidak ada pembeli sama sekali," kata salah seorang pedagang emas Alex di pusat penjualan emas Jalan Somba Opu, Makassar, Ahad (13/1).
Dia mengatakan, selain rendahnya daya beli masyarakat yang ditandai kurangnya pembeli perhiasan emas, juga disebabkan oleh harga emas yang cenderung naik. Menurut dia, harga jual emas 23 karat pada akhir 2012 tercatat sekitar Rp520 ribu per gram, namun kini harganya sudah mencapai Rp540 ribu per gram.
"Sedang harga emas 22 karat pada akhir 2012 masih dijual seharga Rp450 ribu per gram, kemudian memasuki pekan kedua Januari 2013 harga bergerak naik menjadi Rp480 ribu per gram," katanya.
Kenaikan harga emas secara bertahap juga diakui, pedagang emas lainnya di kawasan Somba Opu, Makassar Jualiani. Dia mengatakan, harga emas terus merangkak dan sangat jarang mengalami penurunan. Berkaitan dengan hal tersebut, warga Makassar dan sekitarnya menjadikan emas sebagai salah satu investasi.
"Ketika kondisi cuaca masih bersahabat, meskipun harga emas mengalami kenaikan, masih banyak pembeli emas. Namun kini saat kondisi cuaca kurang mendukung aktivitas perekomian di daerah Sulsel, pembeli jadi sepi," katanya.
Sebaliknya, lanjut dia, pengunjung toko emas lebih banyak yang menjual emasnya daripada membeli. Adapun harga pembelian emas 23 karat rata-rata Rp450 ribu per gram.