Jumat 11 Jan 2013 14:48 WIB

Alasan BI tak Khawatir Tekanan Ekonomi Dunia

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Djibril Muhammad
Bank Indonesia
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis pasar uang Dian Ayu Yustina melihat BI rate yang konsisten selama 12 bulan terakhir tampaknya menunjukkan BI tak terlalu khawatir dengan berbagai tekanan ekonomi. Ia mencontohkan dalam tekanan terhadap valuta asing (valas) terhadap Rupiah.

"Ini merupakan konsekuensi logis dari meningkatnya impor dan tingginya permintaan valas, khususnya dolar AS," kata Dian, di Jakarta, Jumat (11/1). Sementara, di sisi lain tak ada pasokan cukup dari perlambatan ekspor.

Hingga akhir Desember 2012, cadangan devisa mencapai 112,78 miliar dolar AS atau setara 6,1 bulan impor ditambah pembayaran utang luar negeri pemerintah. Jumlahnya meningkat dibandingkan posisi November 111,285 miliar dolar AS.

Tekanan gunung pasir pada pelemahan nilai tukar Rupiah diawal Tahun Ular 2013 mencapai level tertingginya sejak 2009, sekitar Rp 9.740 per dolar AS. Ini semua, kata Dian, karena pasar khawatir defisit transaksi berjalan. Yield obligasi baru-baru ini juga mencapai level terendahnya di level 5,01 persen untuk tenor hingga 10 tahun, meski baru-baru ini terkoreksi menjadi 5,18 persen.

Dian melihat BI tetap mempertahankan kehadirannya di pasar melalui intervensi, meskipun ukurannya terbatas. Untuk saat ini, Dian juga melihat kemungkinan BI akan menaikkan fasilitas deposito (FASBI) untuk meredam tekanan terhadap Rupiah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement