Kamis 10 Jan 2013 16:52 WIB

Total Minta Pemerintah Segera Putuskan Blok Mahakam

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Total E&P Indonesie meminta pemerintah untuk segera memutuskan operator Blok Mahakam di Kalimantan Timur. "Lebih cepat diputus status blok lebih baik," kata Kepala Departemen Humas Total, Kristanto Hartadi, Kamis (10/1).

Ia mengatakan ini penting karena terkait investasi. Proyek Total di 2015 juga baru akan bisa dilakukan kalau kepastian sudah didapat. Dengan keputusan cepat, Total dan operator baru bisa melakukan transisi dengan lebih baik. Tapi menurut Total transisi yang ideal harus berjalan sekitar tiga hingga lima tahun pascahabisnya kontrak Total pada 2017 mendatang.

Sementara itu, di 2012 lalu, Total memproduksi gas rata-rata sebesar 1.750 MMSCFD. Namun di 2013 ini produksi diperkirakan akan turun hingga 1500 -1600 MMSCFD. Meski akan ada tiga lapangan baru yang akan memulai memproduksi yakni Sisi Nubi 2, Peciko Phase 7B dan 7C, produksi diprediksikan belum mampu terdongkrak. Tapi Total mengaku komitmen untuk terus berinvestasi hingga 2 miliar dolar AS.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Alama (ESDM) menegaskan Pertamina pasti akan menjadi operator Blok Mahakam. Kontrak dengan perusahaan Prancis Total tak akan diperpanjang.

Namun karena peran Total masih dibutuhkan, perusahaan itu akan diberi hak partisipasi 30 persen. Sedangkan hak partisipasi dominan sebesar 51 persen lebih diberikan ke Pertamina.

Tapi sayangnya belum ada legalitas atas keputusan tersebut. Karena masa kontrak Total di Indonesia baru akan berakhir 2017 nanti, pemerintah belum akan membuat keputusan resmi sekarang.

Total mengikat perjanjian kontrak produksi bagi hasil (production sharing contract/ PSC) dengan Pemerintah Indonesia 31 Maret 1967. Kontrak pertama itu berakhir pada 31 Maret 1997.

Total mendapat perpanjangan 20 tahun sampai 2017.  Dari blok ini Total mendapatkan gas per hari dari blok ini mencapai 1.915 MMSCFD (juta kaki kubik per hari) dan minyak 67.478 barrel minyak per hari.

Blok ini menyumbang hingga 80 persen gas yang diolah di LNG Badak di Bontang, Kalimantan Timur. Ini untuk memenuhi kontrak penjualan gas dengan Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan.

Blok Mahakam dipercaya memiliki cadangan tersisa 12,7 TCF (triliun cubic feet, triliun kaki kubik) gas dari seluruhnya 27 TCF. Sebanyak 13,5 TCF sudah disedot keluar oleh Total dan menghasilkan pendapatan kotor sebanyak lebih dari 100 miliar dolar AS.

Sementara itu, Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara menegaskan soal Blok Mahakam memang segera harus diputuskan. "Segera putuskan secara resmi kontrak tidak diperpanjang dan selanjutnya diserahkan ke Pertamina," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement