REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mengkaji kemungkinan anak usahanya melakukan Initial Public Offering (IPO).
BUMN ini mengaku sedang mempelajari kemungkinan agar salah satu anak usahanya di sektor hulu bisa melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini.
"Kita pasti akan memilih anak usaha yang tidak memiliki privilege (keistimewaan)," kata Wakil Presiden Korporat Komunikasi Pertamina, Ali Mundakir, Senin (7/1).
Di antara anak usaha di bidang hulu panas bumi yang dikaji antara lain Pertamina Geothermal Energi (PGE). "Namun, kita tetap harus kaji lagi, apakah tujuan utama dari privatisasi itu," jelasnya lagi.
Lagipula, kata dia, pihaknya juga harus mengkaji sejumlah kontrak yang terjalin antara PGE dengan perusahaan lain seperti Chevron Geothermal.
Sejak 2009 lalu, Pertamina dikabarkan bakal menawarkan saham anak usaha. Misalnya, Pertamina Hulu Energi (PHE), Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), dan Pertamina Gas (Pertagas).
Namun, hal tersebut dibatalkan. Karena perusahaan memiliki keistimewaan tertentu yang membuat sahamnya tak bisa dimiliki begitu saja oleh umum, contohnya penunjukan langsung dari pemerintah.
Sementara itu, Kementerian BUMN membenarkan hal ini. Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN, Achiran Pandu Djajanto, mengatakan tiga anak usaha BUMN termasuk Pertamina bakal diajukan untuk melantai di bursa 2013 ini.
"Ada anak perusahaan PLN, yakni PLN Batam. Kita juga tengah menunggu dari Garuda dan Pertamina," jelasnya. Sayangnya ,dia masih enggan menuturkan nama anak usaha Pertamina yang akan melakukan IPO.
Selain tiga perusahaan pelat merah tersebut, sejumlah perusahaan plat merah lain juga akan melakukan IPO. Antara lain PT Semen Baturaja, PT Pegadaian dan PT Pos Indonesia.
Dalam laporan kinerja Kementerian BUMN, Pertamina diprediksi membukukan laba hingga 23,946 triliun di akhir 2012 lalu. Laba perusahaan ini tergolong paling besar, jika dibanding dengan laba perusahaan negara lainnya.