REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memproyeksikan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) atau balance of payment tahun ini akan surplus besar. Meskipun, defisit neraca perdagangan di Tahun Ular ini masih akan berlanjut.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hartadi Sarwono, mengatakan NPI 2013 akan surplus sebab neraca finansial dan modal surplus cukup besar. "Keduanya mampu menutupi defisit transaksi berjalan (current account deficit)," katanya dijumpai akhir pekan lalu di Gedung BI Jakarta.
Posisi cadangan devisa Indonesia 2013 ini diperkirakan akan tetap baik, meski turun tipis. Menurut Hartadi, dengan NPI yang masih surplus, BI memperkirakan cadangan devisa tahun lalu (2012) masih akan lebih tinggi dibandingkan 2013. Dengan demikian, posisi nilai tukar akan menguat.
"NPI cenderung membaik dan ini dampaknya ke depan adalah perbaikan nilai tukar," kata Hartadi. Pada akhir November 2012, cadangan devisa meningkat menjadi 111,285 miliar dolar AS. Ini setara dengan 6,1 bulan impor. Angka ini lebih tinggi dari 110,3 miliar dolar AS pada akhir Oktober 2012 dan 110,2 miliar dolar AS pada akhir September 2012.
Berdasarkan data BI, hingga kuartal III 2012, NPI mengalami surplus hingga 834 juta dolar AS. Sampai akhir 2012, surplus NPI tersebut diperkirakan bertambah melebihi 1,5 miliar dolar AS. Meski demikian, Hartadi mengatakan membengkaknya defisit neraca perdagangan hingga akhir tahun 2012 kemarin akan berdampak pada defisit transaksi berjalan.
Defisit ini lebih disebabkan nilai impor minyak dan gas bumi (migas) yang terlampau besar. Sebenarnya, kata Hartadi, nilai transaksi nonmigas masih surplus. Namun, karena impor migas terlalu besar maka secara toral menyebabkan defisit.