REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah menurunkan target produksi karet pada 2013. Kementerian pertanian menargetkan produksi karet pada 2013 mencapai 2,771 juta ton.
Padahal target produksi pada 2012 sebanyak 2,801 juta ton dan realisasi produksi karet pada 2012 mencapai 3,040 juta ton.
Menteri Pertanian Suswono mengatakan pemotongan target produksi ini disebabkan karena komitmen Indonesia dan negara penghasil karet (Malaysia dan Thailand) untuk mengurangi pasokan agar harga karet meningkat.
Suswono menjelaskan negara penghasil karet perlu bekerjasama untuk mengatur pasokan agar harga meningkat. Hampir sepanjang tahun 2012 ini, harga karet dunia mengalami penurunan.
"Faktanya ada kendala yang dihadapi (soal penurunan harga) maka dari itu target sedikit diturunkan sedikit," ujar Suswono, kemarin.
Indonesia, Malaysia dan Thailand bergabung dalam forum International Tripartite Rubber Council (ITRC) . Ia menyayangkan, Vietnam sebagai negara penghasil karet yang cukup besar belum bersedia bergabung dalam pengaturan pasokan karet.
Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan produksi karet Vietnam sudah mengduksi karet di Malaysia. Ia mengatakan ketidakikutsertaan Vietnam dalam forum itu tidak menguntungkan Indonesia.
Pasalnya, suplai karet dunia sangat tergantung dari suplai ketiga negara. Namun, Vietnam bisa saja mengisi pasar yang kosong saat ketiga negara bersepakat untuk mengurangi pasokan. Selanjutnya, kata Rusman isu karet akan dibawa dalam lingkup Asean, tak lagi menjadi kepentingan negara anggota ITRC.
"Kita nggak diuntungkan dengan Vietnam. Market yang kosong sesuai kesepakatan tripartid akan bisa diisi oleh Vietnam," katanya.