Ahad 23 Dec 2012 10:21 WIB

BI Perketat Aturan Main Kartu Kredit

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Setyanadivita Livikacansera
Kartu kredit, ilustrasi
Foto: rbumiya.blogspot.com
Kartu kredit, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memperketat aturan main perbankan dalam berbisnis kartu kredit. 

Ini membuat sejumlah bank mengubah strategi untuk memasarkan kartu kreditnya dengan berfokus pada nasabah yang berpenghasilan Rp 10 juta ke atas. 

Meski demikian, sejumlah bank berkomitmen mengikuti ketentuan bank sentral untuk menetapkan batas maksimum suku bunga kartu kredit dilevel 2,95 persen per bulan bagi mereka yang berpenghasilan minimal tiga juta per bulan. 

"CIMB Niaga akan fokus menyasar pengguna kartu kredit yang berpenghasilan di atas Rp 10 juta," kata Direktur Strategy and Finance CIMB Niaga, Wan Razly Abdullah, dijumpai Republika, Sabtu, (22/12).

Persaingan pengguna uang plastik dilevel ini, menurut Wan Razly, akan lebih bersaing. Perusahaan juga akan menggenjot sejumlah transaksi.

Manajemen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga optimis pertumbuhan nasabah kartu kreditnya akan tetap tinggi. Tahun depan, bank plat merah ini menargetkan pertumbuhan kartu kredit mencapai 20 persen.

Tahun ini, BRI telah menerbitkan 550 ribu kartu kredit. General Manager Credit Card BRI, Mohamad Helmi, tak memungkiri dalam jangka pendek aturan ini akan berdampak pada pengguna kartu kredit.

"Sepanjang tiga hingga enam bulan, penggunaan kartu kredit mungkin akan berkurang. Namun ini dampaknya hanya sementara," katanya dijumpai terpisah. BRI nantinya akan lebih banyak menyasar pasar dengan penghasilan di atas Rp 10 juta per bulan.

Direktur Consumer BRI, A Tony Soetirto, menambahkan BRI juga akan memperluas pasar kartu kreditnya ke luar Jabodetabek, yaitu wilayah Jawa Timur, seperti Tegal dan Pekalongan. Sisanya BRI akan mengedukasi pasar. "Bagaimanapun, masyarakat perlu diperkenalkan kartu kredit sebagai alat pembayaran," kata Tony.

Deputi Gubernur BI, Ronald Waas, mengatakan pembatasan aturan kartu kredit ini sebagai upaya kontrol yang dilakukan bank sentral. Ekonomi Indonesia yang kian membaik menyebabkan beban operasional prbankan turun sebab telah terjadi efisiensi.

Makanya, kata Ronald, ada beberapa perhitungan bunga yang bisa diubah dan disesuaikan. Nantinya, tim pengawas BI akan turun secara berkala dua kali dalam setahun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement