REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Sama dengan hari besar keagamaan lainnya, peredaran uang dipastikan akan mengalami peningkatan yang signifikan. Tak terkecuali pada Hari Raya Natal 25 Desember mendatang.
Terkait hal itu, Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan kebutuhan uang pecahan baru untuk Natal dan tahun baru 2013. Sebab, dua momen tersebut diperkirakan kebutuhan akan uang akan meningkat sebesar 10 persen dari rata-rata transaksi normal atau mencapai Rp 93 miliar.
Deputi Direktur Bidang Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Kantor Wilayah IX Sumut dan Aceh, Kahfi Zulkarnaen, mengatakan peningkatan kebutuhan uang pecahan jelang Natal dan tahun baru memang lebih rendah dari Idul Fitri yang mencapai 20 persen.
"BI menyiapkan paling banyak uang pecahan Rp50.000 karena peminatnya biasanya lebih banyak, disusul uang Rp5.000 dan Rp100.000," katanya, di Medan, Senin (10/12).
Selain menyiapkan uang pecahan baru di BI, juga disiapkan di sejumlah bank seperti yang dilakukan saat hari besar keagamaan lainnya, BI juga sudah meminta perbankan menyiapkan uang sesuai kebutuhan di anjungan tunai mandiri (ATM) sehingga tidak ada kesulitan transaksi di hari libur dan perayaaan hari besar keagamaan itu.
Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, semua manajemen bank jauh hari sudah mengantisipasi lonjakan permintaan atau penarikan uang di ATM. "Bagaimana pun masing-masing manejemen bank ingin menjaga kepercayaan nasabahnya sehingga dipastikan layanan uang tunai tidak bermasalah," katanya.
Pengamat ekonomi dari Universitas Negeri Medan (Unimed), M Ishak, mengatakan, perbankan harus benar-benar menyediakan kebutuhan uang pecahan itu agar tidak terjadi gejolak di hari besar keagamaan.
"Jaminan ketersediaan uang itu juga untuk menjaga kepentingan kepercayaan nasabah atas bank," katanya. Menurut dia, peningkatan transaksi di hari besar keagamaan menunjukkan perekonomian Sumut masih cukup bagus.