REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permasalahan kelangkaan dan tingginya harga daging sapi yang mengemuka beberapa waktu lalu tak lepas dari bermasalahnya sistem logistik. Khususnya sarana dan prasarana transportasi.
Terkait hal ini, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, Kementerian BUMN masih mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan logistik ternak. Dahlan mengaku lebih tertarik untuk mengupayakan penyediaan bibit sapi untuk dipelihara di kebun kelapa sawit milik BUMN. "Karena pengalaman kita, selama enam bulan mencari bibit itu sulit sekali," kata Dahlan kepada wartawan, Rabu (5/12).
Dahlan menjelaskan, tahun ini Kementerian BUMN menargetkan bisa memperoleh 100 ribu ekor bibit sapi. Akan tetapi, pada kenyataannya hanya diperoleh sebanyak 20 ribu ekor bibit sapi. "Saya sedang mengharapkan ide-ide brilian," ujar Dahlan.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro mengatakan, sulitnya memperoleh bibit sapi tak lepas dari sistem lelang yang digunakan. "Karena menggunakan pihak ketiga, harga menjadi mahal dan kualitas tak seragam," ujar Syukur.
Selain itu, adanya perebutan bibit sapi antara peternak dan perusahaan penggemukan sapi (feedloter) membuat BUMN sulit memperoleh bibit sapi. "Kalau BUMN mau ke sumber-sumber sapi seperti NTB dan NTT," tutur Syukur.