REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Defisit neraca perdagangan pada Oktober 2012 mencatat rekor. BPS mencatat nilai defisit sebesar 1,54 miliar dollar AS pada bulan lalu.
Badan Pusat Statistik mencatat defisit ini menjadi yang tertinggi dalam sejarah. Meski demikian, Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan masih optimis dengan jomplangnya nilai neraca perdagangan.
Bahkan, Gita mengaku defisit tersebut dapat mendukung iklim investasi karena dominasi impor bahan modal akan berdampak baik pada kinerja investasi.
"Defisit sebagian besar mendukung kebijakan substitusi impor dan investasi yang terus meningkat. Ini telah dan akan terus membuahkan lapangan kerja," ujat Gita, Senin (3/12).
Gita mengharapkan kondisi ke depan akan lebih baik. Menurutnya, masih ada peluang ekspor produk yang bernilai tambah dan dapat menghasilkan surplus. Akan tetapi, ujar Gita, semua itu tergantung kondisi ekokomi global.
BPS mencatat ekspor pada Oktober mencapai 15,67 miliar dollar AS. Sementara impor Indonesia mencatat angka yang lebih besar dengan nilai 17,21 miliar dollar. Impor bulan Oktober dipacu oleh kenaikan impor non migas senilai 1,47 Miliar dan kenaikan impor migas 11,48 persen menjadi 395,1 juta dolar.
Selain itu, impor mencatatkan 1,058 miliar barang konsumsi, 12,848 Miliar bahan baku atau penolong dan 3,308 miliar barang modal.