REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 tumbuh hingga 11,6 sampai 12,0 persen. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah I (Sulawesi Maluku dan Papua), Mahmud mengatakan, itu pada pertemuan tahunan perbankan Provinsi Sulbar di Mamuju, Jumat (30/11).
Ia mengatakan, dengan memperhatikan luas dan dalamnya tantangan global yang dihadapi ke depan, BI tetap optimis dengan prospek perekonomian Indonesia ke depan karena didukung tiga basis kekuatan ekonomi.
Menurut dia, basis kekuatan itu antara lain perekonomian Indonesia telah teruji stabil, permintaan domestik dengan basis kelas menengah yang tengah tumbuh, serta ketersediaan `policy space? yang cukup memadai untuk meredam risiko global.
"Dengan meningkatnya dukungan belanja modal Pemerintah maka BI memperkirakan laju pertumbuhan investasi tahun 2013 masih akan meningkat ke 11,6 persen - 12,0 persen persen," katanya.
Ia mengatakan, peningkatan investasi tersebut, pada gilirannya akan mampu menjaga kekuatan daya beli masyarakat, sehingga pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun 2013, juga akan dapat dipertahankan pada tingkat 5,0 persen - 5,4 persen.
"Ekpansi ekonomi juga memperoleh daya dorong dari kinerja ekspor yang diperkirakan mengalami perbaikan, sejalan membaiknya prospek harga komoditas sehingga untuk tahun 2013, ekspor diperkirakan tumbuh meningkat sebesar 5,4 persen - 5,8 persen," katanya.
Mahmud mengatakan, dengan pemantapan basis-basis pertumbuhan domestik, BI juga sangat meyakini penguatan momentum ekonomi nasional masih akan dapat dipertahankan.
"Perekonomian nasional diperkirakan tumbuh 6,3 persen - 6,7 persen apabila kendala struktural yang selama ini ada dapat di atasi, sementara tekanan inflasi tahun 2013 juga diperkirakan tetap akan terkendali dalam kisaran sasaran yang ditetapkan yaitu 4,5 persen," tandasnya.