Kamis 29 Nov 2012 21:21 WIB

Bank Panin Terbitkan Obligasi Rp 3 Triliun

Rep: Nur Aini/ Red: Chairul Akhmad
Bank Panin (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Bank Panin (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bank Panin tbk menerbitkan surat utang berdenominasi rupiah berupa senior obligasi dan obligasi subordinasi tahap I senilai total Rp 3 triliun.

Dana dari penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk kredit jangka panjang.

Senior obligasi berkelanjutan tahap I yang diterbitkan Bank Panin sebesar Rp 1 triliun dengan jangka waktu lima tahun. Kupon dari obligasi tersebut sebesar 7,5 persen-8,5 persen. Pembayaran kupon akan dilakukan setiap tiga bulan.

Sementara itu, obligasi subordinasi berkelanjutan I Bank Panin akan diterbitkan sebesar Rp 2 triliun dengan tenor tujuh tahun. Kupon obligasi subordinasi ditawarkan 8,5-9,5 persen. “Penentuan kupon ini melihat kondisi perseroan dan kupon SUN (Surat Utang Negara) bertenor lima dan tujuh tahun, “ ujar Direktur Evergreen Capital, Rudy Utomo, di Jakarta, Kamis (29/11).

Masa penawaran kedua obligasi tersebut dijadwalkan dari 29 November-7 Desember 2012. Pencatatan di Bursa efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada 20 Desember 2012. Lembaga pemeringkat, Pefindo, memberikan peringkat idea atas obligasi dan idAA- atas obligasi subordinasi berkelanjutan tersebut.

Perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi obligasi dan obligasi subordinasi antara lain PT CIMB Securities Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, PT Evergreen Capital, dan PT Indo Premier Securities. Adapun, PT Bank Mandiri Tbk bertindak sebagai wali amanat.

Deputi Presiden Bank Panin, Roosniati Salihin, mengatakan dana dari obligasi akan masuk tahun ini dan meningkatkan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 2 persen. Dengan tambahan itu, CAR Bank Panin menjadi 18,5 persen. “Tahun depan, setelah penyaluran kredit yang tumbuh 20 persen diperkirakan CAR menjadi 16,5 persen,” ujarnya.

Dana dari penerbitan obligasi akan digunakan untuk memperbaiki struktur pendanaan jangka panjang dan meningkatkan aktiva produktif. Roosniati mengatakan bank perlu didukung pendanaan jangka panjang karena kredit bertenor menengah-panjang telah mencapai Rp 30 triliun per September 2012.

Kredit dengan tenor menengah-panjang tersebut antara lain kredit kepemilikan rumah, kredit proyek infrastruktur, dan kredit modal kerja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement