Senin 26 Nov 2012 21:52 WIB

Pengusaha Perikanan Pesimis Target Ekspor Tercapai

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Ikan tuna beku untuk komoditi ekspor
Foto: ANTARA
Ikan tuna beku untuk komoditi ekspor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ekspor produk perikanan sebesar 4,2 miliar dolar dirasa sulit tercapai. Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia (Gappindo) Bambang Suboko mengatakan ekspor terhambat di bahan baku. 

Selama tuhuh bulan, Indonesia mengekspor 691,3 ribu ton dengan nilai  2,2 milyar. “Untuk bisnis ikan agak pontang-panting. KIta kehilangan daya saing. Kapal-kapal kita kalau ke laut merugi karena fuel cost kita di atas 60-65 persen,” ujar Bambang saat ditemui, Senin (26/11).

Ia mengatakan Indonesia sempat sulit masuk ke beberapa pasar tujuan ekspor. Salah satunya ke Eropa yang sempat terhambat karena ada larangan ekspor produk budidaya.

Pada 2010, Eropa melarang produk perikanan budidaya masuk pasar benua itu. Namun, per awal November lalu larangan itu kini telah dicabut.

Saat itu, produk Indonesia diduga mengandung antibiotik. Alhasil, UE mewajibkan pemeriksaan sebanyak 20 persen dari total pengiriman produk ekspor Indonesia.

Kemudian per 6 November lalu, UE resmi mencabutnya melalui Commission Decision No. 2012/690/EU (CD 690/2012). Artinya, sejak saat itu produk perikanan budidaya bisa masuk ke UE tanpa pemeriksaan yang ketat.

Krisis Eropa yang belum membaik pun menjadi salah satu sebab sulitnya tercapai target ekspor. Amerika Serikat, kata dia menginginkan produk-produk yang berharga murah sehingga ikan-ikan mahal kurang begitu diminati.

Situasi ini, kata dia cukup mempengaruhi nilai ekspor. Konsumen, kata dia beralih mengkonsumsi jenis ikan yang murah. Menurut dia, kondisi ini masih berlangsung hingga tahun mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement