REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan pada kuartal III-2012 lebih lambat dari pertumbuhan kredit. Terbatasnya sumber likuiditas tersebut dinilai akan mendorong bank, terutama bank menengah bersaing dalam menaikkan suku bunga untuk DPK.
Data Bank Indonesia pada September 2012 mencatat pertumbuhan DPK perbankan hanya 19,8 persen, lebih lambat dari Agustus sebesar 21,3 persen.
Pelambatan tersebut karena giro dan deposito tumbuh rendah, sementara tabungan tumbuh stabil. Berdasaran valutanya, pelambatan DPK terutama disumbang dana masyarakat dalam rupiah yang menurun.
Pertumbuhan DPK rupiah melambat menjadi 18,7 persen dibanding bulan sebelumnya sebesar 19,9 persen. Dalam tinjauan kebijakan moneter, bank sentral menilai pelambatan pertumbuhan DPK tersebut sejalan dengan penurunan pola konsumsi masyarakat pasca lebaran.
Sementara itu, DPK valas juga menurun menjadi 26,9 persen dibanding bulan sebelumnya sebesar 29,7 persen.
Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti memperkirakan DPK baru naik pada kuartal IV-2012. Pertumbuhan DPK tersebut akan didukung adanya pencairan dana pemerintah.
Karena itu, pelambatan DPK pun memaksa bank menaikkan suku bunga pendanaan untuk menarik nasabah. “Memang untuk bank-bank menengah pasti akan ada perang suku bunga, “ ujarnya dihubungi, Senin (12/11).