REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sejumlah politisi di Inggris, Jerman, dan Prancis menyerukan usulan untuk melakukan penyelidikan terhadap perusahaaan kopi, Starbucks. Starbucks dituding menunggak pajak di Inggris selama tiga tahun.
Menurut data yang dihimpun, Starbucks mencatat keuntungan mencapai 25 juta dolar poundsterling atau setara 40 juta dolar AS di Inggris. Namun, dalam laporannya ke pemerintah, perusahaan justru menyatakan telah mengalami kerugian sebesar 60 juta dolar AS diakhir 2011.
Disinggung hal ini, Presiden Starbucks Eropa, Michelle Gass membantah keras. "Kami tak pernah menghindar membayar pajak," kata Michelle Gass seperti dikutip dari the Guardian, Jumat (2/11). Perusahaan juga bersedia terbuka untuk membahas pajak-pajak mereka.
"Kami harap kami dapat menjelaskan posisi keuangan kami dihari atau pekan-pekan mendatang," ujar Gass.
Perusahaan yang berbasis di Seattle ini melaporkan laba bersih yang totalnya mencapai 359 juta dolar AS hingga 30 September 2012. Angka ini meningkat dibanding laba tahun sebelumnya, 358,5 juta dolar AS. Sebesar 283,7 juta dolar AS di antaranya berasal dari pendapatan Starbucks di seluruh wilayah Eropa dan Timur Tengah.
Kontroversi pajak Starbucks berasal dari kritikan politisi dan aktivis yang menyoroti taktik penghindaran pajak yang dilakukan sejumlah perusahaan multinasional, termasuk Amazon dan Google. Perusahaan-perusahaan tersebut terus melaporkan kerugian yang konsisten dari tahun ke tahun sehingga terhindari dari pembayaran pajak.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengaku tak senang mendengar klaim tersebut. "Saya tidak suka situasi seperti ini. Namun, kami perlu memastikan kebenarannya untuk tetap mendorong bisnis perusahaan asing berinvestasi di negara ini (Inggris)," katanya.
Komite rekening publik di Inggris juga meminta pejabat senior dari ketiga perusahaan, Facebook, Google, dan Starbucks, untuk terbuka pada sidang yang akan digelar akhir bulan ini.
Pimpinan komite, Hodge Margaret, juga melaporkan pada parlemen Inggris bahwa Apple, eBay, Facebook, Google, dan Starbucks telah menghindari pajak yang jumlahnya mencapai 900 juta dolar AS.